Angka Kematian Melonjak, Penggali Kubur di India Abaikan Protokol Kesehatan

penggali kubur1
penggali kubur1 (Foto : )
Ramadan kali ini merupakan masa yang sangat melelahkan bagi sejumlah muslim penggali kubur di Mumbai, India. Lantaran kewalahan, mereka pun mengabaikan protokol kesehatan.
Melonjaknya angka kematian akibat Covid-19 membuat sejumlah muslim, penggali kubur India, bekerja nyaris tanpa henti, dari pagi hingga malam.Lantaran kewalahan dengan banyaknya jenazah yang harus dimakamkan, para penggali kubur di New Delhi sudah mengabaikan protokol kesehatan.Mereka tak lagi mengenakan alat pelindung diri (APD) saat menggali kubur dan menempatkan jenazah ke liang lahat.Sayyed Munir Kamruddin adalah satu di antaranya. Pria berusia 52 tahun itu kini menolak menggunakan APD.“Awalnya, sekitar dua atau tiga bulan krisis COVID-19 berlangsung, saya mengenakan alat pelindung diri lengkap, termasuk sarung tangan. Tapi kemudian saya memutuskan untuk tidak lagi mengenakannya. Tidak ada efeknya terhadap saya,” katanya.Pria yang telah 25 tahun bekerja sebagai penggali kubur ini memang belum pernah menunjukkan gejala-gejala tertular virus corona, atau jatuh sakit berat akibat virus itu.Teman-teman Kamruddin, yang juga sebagai penggali kubur, mengikuti jejaknya. Mereka menyelesaikan pekerjaan mereka seperti masa-masa dulu, sebelum pandemi merebak.[caption id="attachment_460714" align="alignnone" width="900"] Pemakaman jenazah korban Covid-19 di New Delhi, India (Foto: Reuters)[/caption]Kamruddin menjelaskan, alasan utamanya mengabaikan protokol kesehatan tidak hanya karena ia tidak takut akan virus corona, tapi juga karena tuntutan pekerjaan yang luar biasa tinggi.“Ini Ramadan, saya tidak bisa berpuasa. Ini musim panas dan pekerjaan saya sangat berat, dan kami bekerja 24 jam setiap hari. Bagaimana saya bisa berpuasa dalam cuaca yang begitu panas? Saya merasa haus. Saya perlu menggali kuburan, Saya perlu menutupinya dengan lumpur, perlu mengusung mayat. Dengan semua pekerjaan ini, bagaimana saya bisa berpuasa?," kata Kamruddin.

Krisis Oksigen Medis

India sedang menghadapi tsunami Covid-19. Setiap harinya ada lebih dari 300 ribu kasus positif baru dengan angka kematian rata-rata di atas 3.000 orang.Sistem kesehatan dan krematorium-krematorium kewalahan menampungnya. Di New Delhi, ambulans membawa jenazah korban COVID-19 ke fasilitas-fasilitas krematorium darurat di taman-taman dan halaman-halaman parkir umum.India juga sedang kekurangan stok oksigen medis. Banyak pasien Covid-19 yang tak tertolong karena tak mendapatkan oksigen.Shruti Saha, seorang warga New Delhi, mengalami situasi memprihatinkan ini. Ibunya wafat setelah Saha kesulitan mencari penjual oksigen."Kami telah keluar dari rumah kami sejak jam 2 malam. Sulit mencari oksigen yang tersedia di New Delhi. Setelah mencari ke mana-mana, kami akhirnya menemukannya pada pukul 4 pagi.""Awalnya ada antrean di sisi lain di ujung belakang, tapi kemudian kami diberitahu bahwa kami harus datang ke sisi depan dan berdiri dalam antrean di sini. Sekarang mereka bilang, ‘mana resep dari rumah sakit atau resep dokter’. Ibu saya sakit sangat serius dan selama dua hari terakhir ini kami telah berusaha mendapatkan tempat tidur di begitu banyak rumah sakit di Delhi," kata Saha. VOA News