Antonio Sena (36), pilot asal Brazil, berhasil bertahan hidup sendirian terdampar selama 38 hari di Hutan Amazon, Amerika Selatan. Gegaranya, pesawat Cessna 210 yang diterbangkan dirinya, mendadak mati mesin dan meledak usai berhasil mendarat darurat di hutan tersebut.
Mesin pesawat jenis Cessna 210 mendadak mati saat terbang berada di atas Hutan Amazon, Amerika Selatan. Sebagai pilot, Antonio Sena pun segera mencari lokasi pendaratan darurat di hutan hujan itu.Adapun yang dimaksud hutan hujan adalah hutan yang selalu hijau sepanjang tahun yang berfungsi membersihkan udara dan menggantinya dengan oksigen. Hutan hujan juga dijuluki sebagai paru-paru dunia.Kembali kepada Antonio Sena, usai berhasil melakukan pendaratan darurat, ia selamat tanpa cedera. Namun dia harus hidup terdampar di tengah hutan hujan terbesar di dunia.Melansir laman Channel News Asia, Sena mengaku dirinya disewa untuk menerbangkan kargo dari kota utara Alenquer, ke tambang emas ilegal di hutan hujan yang dikenal sebagai "California".Sena menceritikan peristiwa yang terjadi pada Kamis (28/1/2021) itu, saat menerbangkan pesawat itu pada ketinggian sekitar 1.000 meter. Lalu, mendadak mesin pesawatnya mati saat menempuh setengah perjalanan. Dalam keadaan mesin mati, ia berhasil menerbangkan pesawat melewati lembah dan mendarat sebaik mungkin. Selanjutnya, dengan kondisi terkena ceceran BBM pesawat, dia segera mengambil apa pun yang berguna.
Barang-barang itu seperti ransel, tiga botol air minum, empat kaleng minuman ringan, satu kantong roti, seutas tali, perlengkapan darurat, lentera, dua korek api. Selanjutnya dia turun secepat mungkin dari pesawat, yang tak lama kemudian meledak.Dalam sebuah wawancara dengan AFP di rumah Antonio Sena, Brasilia, Brazil, seperti dilansir dari Channel News Asia (CNA), Sena mengatakan pada 5 hari pertama pasca pesawatnya meledak, ia mendengar suara pesawat tim penyelamat sedang mencari keberadaan dirinya. Suara pesawat berada di atas kepalanya.Namun karena hutan Amazon yang begitu lebat, membuat tim penolong dalam pesawat tak dapat melihat keberadaan dirinya. Setelah itu, dia tidak mendengar lagi suara mesin pesawat tersebut. Sena mengira tim SAR mengira dirinya telah mati."Saya sangat terpukul. Saya pikir saya tidak akan pernah bisa keluar dan saya akan mati," kata Sena.Selanjutnya, pilot terlatih yang memiliki waktu terbang 2.400 jam ini menggunakan GPS di ponselnya untuk mengetahui di mana keberadaan dirinya. Lalu ia memutuskan untuk berjalan ke arah Timur. Bahaya Jaguar, Buaya dan Anaconda Mengintai
Baca Juga :