Indonesia berhasil mencapai kesepakatan perdagangan dengan China senilai USD1,38 miliar atau setara Rp20,04 triliun. Perusahaan-perusahaan China bakal mengimpor sejumlah komoditas unggulan Indonesia.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan kesepakatan dagang tersebut berasal dari komitmen enam perusahaan China yang akan mengimpor produk sarang burung walet hingga buah tropis.
"Sarang burung walet, buah tropis khususnya nanas, porang, gula aren dan furnitur,” katanya, Kamis (8/4/2021).
Selain itu, Shandong Jinruyi Group mengungkapkan minatnya terhadap sektor furnitur RI dengan investasi di Indonesia yang diperkirakan bisa menyerap hingga 3.000 tenaga kerja.
Lutfi mengungkapkan, selain kesepakatan dagang dan investasi, kedua negara sepakat menjajaki kerja sama ekonomi yang lebih dalam dengan melakukan pembaruan dari skema bilateral.
Skema kerja sama perdagangan bilateral ini tercakup dalam Economic and Trade Cooperation yang telah terjalin sejak 2011 menjadi
Trade and Investment Facility Agreement (TIFA).
Indonesia dan China juga sepakat mengoptimalisasi kesepakatan yang telah terjalin seperti dalam skema ASEAN-China FTA dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Kedua negara juga sepakat memperkuat perdagangan multilateral dalam kerangka World Trade Organization (WTO). Pemerintah China berharap Indonesia dapat mendukung proposal Investment Facilitation yang sedang digagas di WTO.
Dengan adanya kesepakatan perdagangan ini, Lutfi juga menargetkan peningkatan ekspor Indonesia ke Tiongkok dalam tiga tahun ke depan bisa tembus USD100 miliar, dibanding tahun 2020 hanya USD31,78 miliar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor pada 2020 itu naik 13,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total perdagangan kedua negara pada tahun itu sebesar US$71,41 miliar.
"Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor Indonesia ke Tiongkok menjadi US$100 miliar pada 2024," tegas Muhammad Lutfi, seperti dikutip dari viva.co.id.
Baca Juga :