Seorang siswi SMA yang tinggal di sebuah dusun di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, harus naik ke puncak gunung untuk mendapatkan sinyal internet demi mengikuti ujian online. Masalahnya, dia menderita kelainan jantung. Jadi ibunya terpaksa harus menggendong gadis itu.
Raihana Nurwahid, siswi kelas 12, SMAN 20 Barombong, Makassar, Sulawesi Selatan, harus digendong ibunya menuju puncak gunung, agar bisa mengikuti ujian sekolah secara online.Di tempat tinggalnya di Dusun Lumika, Kelurahan Noling, Kecamatan Bupon, kabupaten Luwu, belum terjangkau internet. Siswa sekolah di daerah ini harus ke puncak gunung, agar bisa mengakses internet.[caption id="attachment_452886" align="alignnone" width="300"] (Foto: Haswadi)[/caption]Mirdan Midding, Kepala Sekolah SMAN 20 Barombong, mengatakan anak didiknya tersebut, sudah dua tahun menderita kelainan jantung. Untuk mengikuti ujian sekolah, ibunya terpaksa menggendongnya ke puncak gunung, tempat di mana internet dapat diakses."Karena hanya di tempat itu ada sinyal, tapi berdasarkan petunjuk dari pimpinan, Raihana kita berikan keringanan dan tidak perlu mengikuti ujian sekolah, mengingat riwayat penyakit yang dideritanya ditambah akses internet yang cukup sulit di desanya," kata Mirdan, Sabtu 03/04/21.Raihana juga diberikan bantuan kuota internet serta bantuan materil lainnya dari sejumlah dermawan. Bantuan itu diberikan agar Raihana bisa tetap semangat belajar. "Sejak kelas 11 SMA sudah menderita sakit jantung, dan kita bolehkan dia belajar di rumahnya dan tidak harus ke Makassar," katanya.Raihana diperbolehkan pulang ke rumahnya di Luwu, agar dapat dirawat orang tuanya. Kondisi kesehatannya yang menurun, mengharuskan dia dirawat intensif di rumah oleh orang tuanya.
Haswadi | Luwu, Sulsel
Baca Juga :