Vidya Sinisuka adalah ahli struktur (construction platform) di Norwegia yang memimpin tim dengan mayoritas laki-laki dari Eropa.Ia mengungkapkan tantangan yang dihadapinya sejauh ini adalah pandangan kaum pria bahwa perempuan sebaiknya tidak bekerja dalam sektor yang mereka dominasi.Itu diwujudkan dengan keengganan atau penolakan mereka dalam mengerjakan tugas, walaupun akhirnya mereka menuruti apa yang ia perintahkan.“Ketika kita menjadi seorang pemimpin maka laki-laki itu merasa bahwa peranan mereka diambil alih,” tukasnya.Tantangan lain, yang secara pribadi dirasakan perempuan yang menjadi minoritas dalam bidang pekerjaannya adalah rasa sepi.Ini terutama ketika tim mencapai keberhasilan tertentu, ia hanya sendiri di antara rekan-rekan pria yang merayakan kesuksesan yang mereka raih.Vidya menegaskan dukungan harus diberikan kepada perempuan yang berprofesi dalam industri tambang dan perminyakan.Ibu dari tiga anak yang telah lebih dari 13 tahun berprofesi dalam sektor tambang dan perminyakan. Selama ini ia merasa dihargai oleh pemerintah Norwegia dan perusahaan tempatnya bekerja.Vidya merasa beruntung bisa menjalani pekerjaannya sekarang. Ia juga merasa tenang karena tersedia lembaga penitipan anak yang nyaman dan adanya jaminan kesehatan bagi anak-anak.“Ketika hamil, saya diberi kesempatan cuti selama 1 tahun dengan gaji 100 persen dibayar oleh perusahaan dan pensiun juga tetap berjalan,” ujar Vidya.Hanya saja, Vidya menyebut satu kekurangannya. Ia tidak mempunyai sanak saudara atau teman yang dapat menolong kalau ia menghadapi tantangan sebagai perempuan untuk tetap terus bekerja.
Belum banyak perempuan yang bekerja dalam industri minyak dan pertambangan. Seperti apa curahan hati (curhat) mereka mereka?
Baca Juga :