Kapolri: Patung Komjen Jasin Naik Kuda Agar Jadi Pengingat Anggota Polisi

Kapolri: Patung Komjen Jasin Naik Kuda Agar Jadi Pengingat Anggota Polisi (Foto Humas Polri)
Kapolri: Patung Komjen Jasin Naik Kuda Agar Jadi Pengingat Anggota Polisi (Foto Humas Polri) (Foto : )
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hari ini, Kamis (25/3/2021) meresmikan Patung Komjen Pol (P) Dr. H. Moehammad Jasin di Akademi Kepolisian Jl. Sultan Agung No.131, Candi Baru, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang, Jateng.
Kegiatan itu dilakukan Kapolri usai meninjau Vaksinasi di Masjid Agung pada saat kunjungan kerjanya di Kota Semarang kemarin (24/03/2021). Dalam acara itu, Kapolri didampingi pejabat utama dari Mabes Polri dan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar,.Kegiatan peresmian Monumen Moch. Yasin tersebut bersamaan dengan Rakernis Lemdiklat Polri.
Dalam sambutanya, Kapolri menjelaskan bahwa sosok Moch. Yasin merupakan Kepala Polisi senior saat itu bersama- sama  berjuang untuk Indonesia merdeka. "Tauladan beliau merupakan contoh buat generasi kami dan ada nilai-nilai yang harus kita tanamkan," terang Kapolri. Saat ini, lanjutnya Polri menghadapi tantang yang semakin sulit terlebih lagi dengan adanya kemajuan zaman. Untuk itu masyarakat patut untuk menanamkan nilai-nilai semangat Moch. Yasin untuk dicontoh dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sehari-hari. "Alhamdulillah kami mendapatkan restu dapat meresmikan patung Moch. Yasin yang merupakan contoh dan tradisi yang harus kita kenang," ucap Kapolri. [caption id="attachment_450519" align="aligncenter" width="900"]Monumen Patung Komjen Pol (P) Dr. H. Moehammad Jasin di Akademi Kepolisian Jl. Sultan Agung No.131, Candi Baru, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang, Jateng. (Foto Humas Polri) Monumen Patung Komjen Pol (P) Dr. H. Moehammad Jasin di Akademi Kepolisian Jl. Sultan Agung No.131, Candi Baru, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang, Jateng. (Foto Humas Polri)[/caption] Alasan kenapa patung ini dibuat adalah sebagai rolemodel bagi Indonesia. Bahwa polisi merupakan bagian dari pemerintah Indonesia pada saat diproklamirkan, polisi bagian dari Indonesia. Saat itu Moch. Yasin lah yang merebut senjata dan membagi senjata tersebut kepada TKR pada peristiwa 10 November. Namun, Moch. Yasin saat itu tak ingin prestasinya di ekspos sebab tidak ingin diketahui oleh pemerintahan. Kapolri berpesan agar Monumen Moch. Yasin untuk dirawat dengan baik. Monumen patung Moch. Yasin sendiri  merupakan sumbangan angkatan Akabri pertama. Kapolri juga memberikan dukungan dan doa kepada anggota Polri di manapun berada agar tetap semangat dalam pengabdian terbaik untuk Masyarakat-Bangsa-Negara. Tetap Amanah sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. To be fighter crimes, helper deliquents and loves humanity. Dalam dukungan dan doa tersebut terbalut harapan agar Polri kedepan semakin PRESISI (Prediktif, Responsif, Transparansi-Berkeadilan), Profesional,Tegas Humanis dan Modern-Terpercaya, Menjadi Pemimpin Masyarakat Yang Memberi dan Membantu, Bukan Yang Mengambil dan Membebani Masyarakat mampu Memelihara Kamtibmas Tetap Kondusif dan Masyarakat Semakin Produktif Dalam Tatanan Kehidupan Baru (Tata Tentrem Kerta Raharja) serta Penegakan Hukum tidak hanya tajam kebawah, tapi tajam juga keatas maupun kesamping berdasar Hukum dan Keadilan.