Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui tingginya minat masyarakat dengan program Kartu Prakerja. Sementara yang diterima baru 10 persen saja. Jokowi juga mengaku pernah ikut pelatihan saat memulai usaha dulu.
Dalam acara pengarahan terhadap penerima Kartu Prakerja, Rabu (17/3/2021), Presiden Jokowi mengatakan, yang mendaftar di Kartu Prakerja sudah mencapai 55 juta orang.
Namun yang diterima ikut program itu pada 2020 sebanyak 5,6 juta orang. Sementara untuk 2021 baru 1,8 juta orang.
"Artinya peminat sangat banyak sekali. Memang belum tertampung semuanya," kata Jokowi seperti disiarkan akun Sekretariat Presiden di YouTube.
Dalam program itu, kata Jokowi, ada sekira 1.700 pelatihan yang disiapkan 165 lembaga.
Para peserta bebas memilih pelatihan yang diminati. Tapi ada lima pelatihan yang paling banyak peminat.
Pertama adalah pemasaran online, kedua soal makanan dan minuman, ketiga terkait dengan pembuatan web, keempat soal perkantoran, dan terakhir tentang kewirausahaan.
Jokowi juga menceritakan kalau dirinya pernah mengingkuti pelatihan saat memulai usaha dulu.
"Saya kira pelatihan-pelatihan itu yang sangat diperlukan. Saya memulai usaha dulu juga dari ikut pelatihan. Dulu seminggu, tapi sekarang zamannya digital, belajar online itu bisa lebih mempercepat," katanya.
Menurutnya, dari survei yang ada, 88 persen ketrampilan peserta Kartu Prakerja meningkat.
“Karena dalam zaman yang penuh dengan kompetisi seperti ini. Kalau keterampilan, skill kita perbaiki, perbaiki, perbaiki, hilang kita. Lho tahu-tahu kok kita kehilangan pekerjaan. Karena
skill-nya, yang lain memperbaiki skill, memperbaiki keterampilan dan kita tidak. Ini yang perlu saya ingatkan,” katanya lagi.
Setelah itu Presiden Jokowi menanyakan pengalaman beberapa peserta Kartu Prakerja yang hadir di Istana Negara.
Baca Juga :