Seorang wanita di Brasil
menembak mati mantan pacarnya karena dia menolak untuk membayar operasi payudaranya.
Cristina D'Avila Teixeira Rodrigues, 24, ditangkap karena mengeksekusi seorang pengusaha muda dengan tembakan ke belakang kepala.
Seperti diberitakan
The Sun, Rabu (9/3/2021), Cristina menyerahkan dirinya ke polisi di kota Manaus pada 8 Maret, tiga hari setelah kejahatan yang dituduhkan.
[caption id="attachment_445823" align="alignnone" width="300"] Cristina D'Avila Teixeira Rodrigues. (Foto: The Sun/Newsflash)[/caption]
Korban, Paulo Roberto Moraes Teixeira Junior, 29 tahun, memiliki perusahaan instalasi internet, dimana ia bertemu dengan Cristina yang merupakan mantan pacarnya.
Menurut laporan polisi dia ditembak mati pada hari Jumat sore dengan pistol kaliber .380. Paulo Roberto dilarikan ke rumah sakit, tetapi meninggal pada 7 Maret.
[caption id="attachment_445824" align="alignnone" width="400"] Korban, Paulo Roberto Moraes Teixeira Junior (Foto: The Sun/Newsflash)[/caption]
Menurut Rodrigo, saudara laki-laki korban, Cristina membunuh mantannya karena dia menolak untuk membayar implan silikon di payudara, yang biayanya 1.800 dollar Amerika atau sekitar Rp26 juta.
Rodrigo mengatakan kepada media lokal, "Dia memberinya mobil, pekerjaan dan uang."
"Dia menginginkan silikon, tetapi pada saat pandemi, perusahaan memotong biaya dan dia tidak dapat memberikan operasi ini padanya.”
"Mereka sering bertengkar karena ini, pada malam dia mengambil nyawa saudara laki-lakiku."
Sementara Adik korban, Roberta, mengatakan kepada media lokal bahwa saudara laki-lakinya mempekerjakan Cristina di perusahaannya dan mereka memiliki hubungan selama satu setengah tahun.
[caption id="attachment_445825" align="alignnone" width="400"] Cristina dan korban pernah berpacaran selama 1,5 tahun. (Foto: The Sun/Newsflash)[/caption]
"Dari apa yang kami lihat, dia hanya bersamanya untuk kepentingan pribadi. Dia suka pamer, tapi dia tidak pernah memposting apapun tentang dia, kata Roberta.
"Sepertinya dia menemukan sesuatu yang serius tentangnya dan mereka putus."
Menurut Roberta, tersangka mendatangi rumah korban dan mengatakan ingin berbicara dengannya. Beberapa jam kemudian, keluarganya diberitahu bahwa dia telah ditembak.
"Dia masih memiliki akses. Sebelum tiba, dia mematikan kamera rumah. Dia merencanakan segalanya.”
"Ketika dia melepaskan tembakan, dia keluar dan menelepon ibunya untuk memberitahunya.”
"Ibunya memberi tahu kakakku dan mereka berdua pergi ke sana. Kakakku tiba dan melihatnya sekarat di dapur."
Cristina melarikan diri setelah penembakan, tetapi menyerahkan dirinya ke polisi dengan didampingi oleh pengacaranya setelah surat perintah penangkapan dikeluarkan untuknya.
Dia muncul dengan pengacara di Markas Polisi Khusus Pembunuhan dan Penculikan (DEHS) pada hari Senin (8/3/2021).
Menurut wakil DEHS, Diario Manauara, dia ditangkap, tetapi mengaku penembakan itu tidak disengaja.
"Cristina mengaku melakukan kejahatan, tetapi mengklaim dia tidak berniat membunuh Paulo Roberto.”
"Dia mengatakan bahwa pengusaha itu memiliki dua senjata api, satu di dalam rumah dan yang lainnya di dalam mobil.”
"Khawatir akan nyawanya, Cristina mengatakan bahwa dia mengambil pistol di kamarnya untuk membela diri."
The Sun
Baca Juga :