Satria Tama si anak hilang akhirnya pulang kembali ke rumah. Kiper baru Persebaya Satria Tama merupakan anak hilang yang kembali ke rumah setelah melanglang buana.
Rasa haru tidak dapat disembunyikan Satria Tama setelah resmi bergabung dengan Persebaya Surabaya. Kiper Madura United tersebut kini resmi menjadi pemain Bajol Ijo. Ini merupakan momen yang paling ditunggu tunggu oleh Satria Tama. Persebaya rupanya memiliki tempat khusus di hati penjaga gawang berusia 24 tahun tersebut.Satria Tama sering diajak sang ayah menyaksikan langsung pertandingan Persebaya di era 2000 awal. Moment tersebut tidak pernah dilupakannya dan telah membuat dirinya jatuh cinta kepada klub kebanggaan arek-arek Suroboyo. Cintanya ia buktikan dengan mengejar mimpi sebagai pemain sepak bola lewat klub internal Persebaya yaitu Indonesia Muda."Saya sudah jadi Bonek sejak kecil. Waktu masih nonton di Gelora 10 Nopember, saya katakan pada diri saya sendiri bahwa saya harus bisa bermain untuk Persebaya saat sudah dewasa," kata Satria Tama menjelaskan tekatnya pada waktu kecil.Satria Tama juga meminta kepada ayahnya untuk ikut klub sepakbola anggota Persebaya Surabaya. Pilihannya waktu itu tak lain adalah sekolah sepakbola Indonesia Muda. Satria Tama kecil hampir tiga kali seminggu latihan di lapangan Pacar Keling Surabaya untuk belajar bermain sepakbola bersama klub Indonesia Muda."Makanya saya pilih SSB Indonesia Muda. Saya berharapnya bisa gabung Persebaya karena kan IM tim internalnya Persebaya. Latihan dulu di lapangan Pacar Keling. Saya juga merasakan tanding di Karanggayam," tutur Satria Tama.Setelah bergabung dengan klub Indonesia Muda, Satria Tama mulai ikut kompetisi Internal Persebaya sejak usia dini. Karena itu Satria Tama juga pernah bertanding di Lapangan Karanggayam, Markas Persebaya Surabaya.Dari SSB Indonesia Muda bakat Satria Tama sudah mulai terlihat. Mantan penjaga gawang Timnas U-22 tersebut bahkan membantu klubnya menembus babak nasional di kompetisi Danone Cup tahun 2009. Satria Tama menjadi andalan Surabaya Muda saat membela timnya di ajang Danone Cup 2009.Sayang dualisme yang menerpa Persebaya di tahun-tahun berikutnya memaksa Satria Tama untuk menentukan pilihan guna meraih masa depannya. Perebutan kepengurusan syah Persebaya akhirnya membuat Satria Tama menentukan pilihannya untuk menimba ilmu ke SSB WCP Akademi, Gresik.Di kota Pudak inilah Satria Tama mengawali karir sepakbola profesionalnya. Satria Tama mulai dihargai jasanya sebagai kipper tim lokal Persegres Gresik United dimulai pada tahun 2016. Sejak itu Satria Tama mulai dikenal dan mendapat panggilan untuk masuk Timnas Indonesia."Setelah ada masalah internal saya pindah ke WCP, punya coach Widodo. Dari sana saya akhirnya mulai karir di Persegres. Gara-gara itu saya dikiranya orang Gresik, padahal ya aku arek Suroboyo," ungkap Satria Tama.Dibawah gemblengan mantan pemain Timnas Indonesia Widodo Cahyo Putro, bakatnya semakin terasah dengan baik dan benar. Satria Tamu mulai mendapatkan panggilan untuk membela Timnas Indonesia. Dimulai dari Timnas U-19 di tahun 2016, lalu namanya makin tenar saat tampil gemilang di SEA Games 2017. Pelatih Timnas Indonesia saat itu Luis Milla asal Spanyol, juga sempat memanggilnya untuk mengisi skuad di Timnas senior.Kini, setelah mimpinya terwujud, target berikutnya adalah membawa tim idolanya Persebaya Surabaya berprestasi di pentas nasional. Satria Tama ingin menorehkan cerita manis untuk Tim Bajul Ijo Persebaya."Pastinya saya akan berikan yang terbaik untuk membawa Persebaya berprestasi. Saya ingin seperti idola saya, Hendro Kartiko, yang bisa bawa Persebaya juara," harap kipper muda Satria Tama.
Baca Juga :