atau jenis mutasi yang dari London maupun Afrika Selatan maupun yang dari Brasil, dan kami akan terus memperbaiki frekuensi dan kualitas sampling yang ada untuk memastikan kita cukup rapat untuk mengidentifikasi dini kalau ada mutasi virus," ujarnya.
Pada awal Januari 2021, Kementerian bekerja sama dengan Kementeria Riset dan Teknologi dalam membangun jaringan laboratorium.Sedikitnya ada 12 laboratorium di Kemenkes dan Kemenristek untuk bisa berkoordinasi melakukan sampling dan testing untuk mutasi virus baru dengan metode whole genome squencin
g maupun partial genome squencing. "Dulu kita satu tahun hanya bisa memberikan 170 sampel. Dari Januari sampai sekarang, satu setengah bulan, kita sudah nambah sampel lagi sebanyak 180. Jadi yang kita lakukan dalam satu setengah bulan ini sudah jauh lebih banyak daripada yang kita lakukan satu tahun yang lalu," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi, seperti dilansir dari viva.co.id.Pada akhir tahun 2020, pejabat Inggris menyatakan ada jenis baru virus corona yang diyakini lebih menular dan menyebar dengan cepat di Inggris Tenggara.
Baca Juga :