Sebuah hotel di Afrika Selatan mempekerjakan staf robot untuk melayani para tamu di tengah pandemi Covid-19.
Hotel Sky yang terletak di distrik Sandton, Johannesburg, memberlakukan protokol Covid-19 yang ketat, dengan mewajibkan semua orang pakai masker dan sedapat mungkin menjaga jarak secara fisik dari tamu, kecuali utuk staf bernama Lexi, Micah, dan Ariel.
Robot Lexi ditugaskan di lobby menyambut tamu hotel (REUTERS / Sumaya Hisham)[/caption]
Staf robot bukanlah hal baru. Hotel di Jepang telah menerapkannya selama bertahun-tahun dan pada tahun 2015 Tokyo's Henn'na atau 'Strange', menjadi hotel pertama yang sepenuhnya dikelola oleh mesin.
Beberapa hotel Tokyo yang dilengkapi robot sekarang menggunakannya untuk melayani tamu dengan gejala Covid-19 ringan.
Namun Hotel Sky, yang diluncurkan tahun ini, adalah yang pertama di Afrika yang menggunakan petugas otomatis, sebuah konsep yang dapat menimbulkan kegemparan di negara dengan salah satu tingkat pengangguran terburuk di dunia.
Pengangguran mencapai 30,8%, menurut pidato kenegaraan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa Kamis lalu.
"Ini tidak akan pernah menggantikan orang, tetapi akan mengubah ruang," kata Paul Kelley, Managing Director Hotel Sky, dikutip dari Reuters, 15 Februari 2021.
"Saya pikir ini adalah masa depan," katanya.
Kelley juga mengatakan Hotel Sky berencana untuk meluncurkan cabang di Cape Town bulan depan.
Lexi, Micah, dan Ariel memberikan layanan kamar, memberikan informasi perjalanan, dan dapat membawa bagasi seberat 300 kg dari lobi berlantai marmer ke kamar.
[caption id="attachment_437831" align="alignnone" width="600"] Robot Ariel saat mengantar pesanan makanan di salah satu kamar hotel (REUTERS / Sumaya Hisham)[/caption]
Jika hotel menerima tamu dengan gejala Covid-19, robot dapat dikerahkan untuk menggantikan staf manusia sebagai tindakan pencegahan.
"Jika tidak, para tamu dapat memilih apakah mereka ingin berinteraksi dengan anggota staf atau menggunakan layanan mandiri, yang semuanya dikontrol oleh telepon mereka," kata Herman Brits, manajer umum hotel.
Reaksi terhadap robot beragam. Bahkan robot yang sangat cerdas tidak selalu memberikan apa yang orang inginkan.
"Saya pikir dunia sedang bergerak menuju ruang digital ini, tapi kita belum terbiasa," kata tamu hotel Ernest Mulenga. "Sentuhan manusia masih merupakan sesuatu yang menarik bagi saya."
Sementara itu, Steve Pinto, CEO CTRL Robotics yang memasok droid, mengatakan robot buatan perusahaannya juga dapat memindai ekspresi wajah pelanggan untuk menentukan seberapa bahagianya mereka.
"Ini membantu manajemen untuk memahami bagaimana pelanggan merasakan fasilitas di hotel," kata CEO CTRL Robotics yang memasok tiga robot untuk Hotel Sky.
Reuters
Ketiganya dikecualikan dari protokol kesehatan karena hanya merekalah robot di hotel itu.
[caption id="attachment_437829" align="alignnone" width="600"]Baca Juga :