Akibat banjir lahar dingin Semeru susulan, di Lumajang, Jawa Timur, menyebabkan jalur alternatif penghubung antar kecamatan terputus. Sejumlah warga nekat menerobos lokasi aliran banjir lahar dingin, karena enggan memutar arah dengan jarak tempuh yang sangat jauh.
Warga Dusun Curah Kobokan, Pronojiwo, Lumajang, terpaksa melintasi jalur yang rusak parah, di Sungai Curah Kobokan, akibat terus menerus diterjang lahar dingin semeru susulan.Untuk bisa menyeberangi sungai, warga harus melintasi tebing padas yang sangat licin, serta membuat jalur baru agar motor yang di kendarai bisa melintas. Tak cukup disitu, warga juga harus menerobos derasnya air sisa lahar dingin Semeru.Menurut salah satu warga Dusun Curah Kobokan, bernama Sutari, kondisi seperti ini sudah mereka alami, sejak Gunung Semeru mengalami erupsi pada awal Desember 2020. Akibat erupsi, jalur alternatif penghubung antara Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro putus secara total. Warga mengaku enggan melintasi jalur lain, karena jarak dan waktunya lebih lama.Warga berharap pemerintah segera membangun jembatan darurat, agar akses kendaraan, pejalan kaki dan roda dua, bisa berlangsung normal seperti sediakala.Sementara itu, berdasarkan data kegempaan Gunung Semeru di Pos Sawur, telah terjadi 18 kali letusan, 5 kali hembusan, 1 kali tektonik lokal dan 2 kali tektonik jauh, dalam kurun waktu enam jam terkahir pukul 00.00 sampai 06.00 WIB. Saat ini status Gunung Semeru waspada atau level 2, dengan jarak aman di radius 4 kilometer dari puncak Mahameru.Muhammaad Syahwan | Lumajang, Jawa Timur
Jalur Alternatif Putus, Warga Terobos Lokasi Aliran Banjir Lahar Dingin Semeru
Kamis, 11 Februari 2021 - 10:38 WIB