Sedangkan menurut Zubayra Shamseden, Koordinator Chinese Outreach di Uyghur Human Rights Project, kekerasan seksual terhadap perempuan Uighur di China bukan fenomena baru,“Lingkungan yang membatasi, ketakutan akan pembalasan oleh pemerintah China terhadap anggota keluarga dan hubungan sosial lain, dan karena sensitivitas budaya; banyak korban kekerasan seksual, penyiksaan dan pelecehan oleh pihak berwenang China tidak dapat bicara,” ujar Shamseden.Shamseden sebelumnya telah mewawancarai sejumlah perempuan Uighur yang mengalami pelecehan seksual dan penyiksaan selama ditahan di China.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia internasional memperkirakan ada lebih dari 1 juta warga Uighur dan kelompok minoritas lain yang berbahasa Turki di Xinjiang, yang ditahan di kamp-kamp itu sejak awal 2017.Berdasarkan dokumen yang bocor di kalangan internal pemerintah, China menyebut fasilitas-fasilitas semacam itu untuk mencuci otak, membersihkan hati, memperkuat kebenaran dan menghapus kejahatan.Beijing juga menggambarkan kamp itu kepada masyarakat internasional sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk mengatasi terorisme dan ekstremisme keagamaan.Adrian Zenz, pakar kajian China di Victims of Communism Memorial Fund di Washington, mengatakan, tuduhan-tuduhan perkosaan itu dapat membuat kategori baru tentang kejahatan terhadap kemanusiaan dan memberi bukti tambahan tentang genosida.“Hal ini akan membawa rasa urgensi yang nyata dan kuat dari masyarakat internasional tentang krisis yang terjadi di Xinjiang ini,” katanya lagi. VOA Indonesia
Perkosaan Terhadap Pria
Abduweli Ayup adalah seorang ahli bahasa Uighur berusia 48 tahun yang kini tinggal di Norwegia. Pada 2013, Ayub ditahan selama 15 bulan di penjara karena memperjuangkan penggunaan bahasa Uighur di sekolah-sekolah di Xinjiang.Ia mengaku telah diperkosa dalam interogasi pertamanya, dan kemudian menyaksikan sejumlah teman satu selnya diperkosa, sebelum atau setelah interogasi itu.“Setelah saya tidak pernah menyerah pada tuntutan pengakuan atas ‘kejahatan’ yang tidak pernah saya lakukan, misalnya, dengan menjadi ‘separatis atau mata-mata bagi Amerika,’ mereka menyetrum saya dengan tongkat beraliran listrik,” ungkap Ayup pada VOA.Setelah itu, kata Ayup, di bawah pengawasan empat polisi dia dialihkan ke ruangan lain dan diperintahkan untuk diperkosa oleh beberapa laki-laki China yang mengenakan seragam penjara.Ditambahkannya, perkosaan itu dilakukan secara sistematis untuk mengintimidasi dan memaksa para tahanan Uighur terpaksa membuat kesaksian.Satu Juta Warga Ditahan
Baca Juga :