Twitter tidak akan mengizinkan Donald Trump untuk membuat akun Twitter baru lagi, meski suatu saat nanti mencalonkan diri kembali sebagai Presiden Amerika Serikat.
Pernyataan tegas itu diungkapkan oleh kepala keuangan Twitter, Ned Segal, dalam sebuah wawancara televisi CNBC.
"Cara kerja kebijakan kami, ketika anda dihapus dari platform, Anda dihapus dari platform, apakah anda seorang komentator, CFO atau pejabat publik saat ini atau sebelumnya," kata Ned Segal
Seperti diberitakan
New York Post, Rabu (10/2/2021), Twitter melarang akun Trump "secara permanen" pada 8 Januari, dua hari setelah kerumunan pendukung Trump menyerbu Capitol ketika anggota parlemen berkumpul untuk mengesahkan pemungutan suara Electoral College untuk Presiden Biden.
Donald Trump merupakan pengguna twitter yang aktif selama kampanyenya dan selama empat tahun di Gedung Putih, dia menggunakan platform untuk pengumuman kebijakan. Selain itu dia juga menggunakannya untuk menyelesaikan masalah serta untuk kampanye politiknya. Dia memiliki lebih dari 80 juta pengikut saat akunnya ditangguhkan.
“Ingat, kebijakan kami dirancang untuk memastikan bahwa orang tidak menghasut kekerasan. Dan jika ada yang melakukan itu, kami harus menghapusnya dari layanan. Dan kebijakan kami tidak mengizinkan orang untuk itu datang kembali, "tambah Ned Segal.
Sementara itu CEO Twitter Jack Dorsey menunjukan lonjakan 10 persen saham untuk menunjukkan bahwa raksasa media sosial itu tidak merasakan efek buruk dari pelarangan Trump.
“Kami adalah platform yang jelas jauh lebih besar daripada satu topik atau satu akun mana pun,” kata Dorsey kepada CNBC yang dilansir New York Post.
Facebook juga melarang Trump dari platformnya
Berbicara kepada kolumnis Reuters Gina Chon pada konferensi Reuters Next, COO Facebook Sheryl Sandberg membela keputusan tersebut sebagai pencegahan "risiko terhadap demokrasi."
“Saat ini, risiko demokrasi kita terlalu besar sehingga kami merasa harus mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dari apa yang disebut larangan tanpa batas,” katanya saat itu. Dan aku senang kita melakukannya.
Ditanya tentang lamanya larangan, orang nomer 2 di Facebook ini tidak memberikan batas waktu. "Larangan kami tidak terbatas. Kami telah mengatakan setidaknya melalui transisi, tetapi kami tidak memiliki rencana untuk mencabutnya. "
New York Post
Baca Juga :