Banjir masih merendam ratusan rumah warga di Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten. Selain membutuhkan makanan cepat saji dan air bersih, warga korban banjir juga membutuhkan obat-obatan lantaran mulai terserang penyakit setelah lima hari bertahan di rumahnya.
Banjir dengan ketinggian hingga satu meter, masih merendam ratusan rumah warga di Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten. Banjir yang tak kunjung surut ini membuat sejumlah warga Desa Kresek terpaksa harus melakukan aktivitas sehari-hari di tengah genangan banjir.Selain melumpuhkan aktivitas, banjir akibat meluapnya Kali Mati yang merupakan anak Sungai Cidurian ini juga merusak sejumlah barang milik warga di dalam rumah. Tidak berfungsinya pintu air yang memisahkan Kali Mati juga menjadi penyebab banjir di pemukiman warga semakin tinggi dan tak kunjung surut selama hampir sepekan.Warga mengatakan, selain membutuhkan makanan cepat saji dan air bersih, warga korban banjir juga membutuhkan air obat-obatan, karena mulai terserang penyakit setelah lima hari bertahan di rumahnya.Selain meredam permukiman, banjir juga merendam Pondok Pesantren Subulussalam dengan ketinggian air sekitar 50 centimeter, sehingga kegiatan para santri terpaksa dihentikan.[caption id="attachment_435317" align="alignnone" width="900"] Ponpes Subulussalam, Tangerang, Banten, terendam banjir setinggi 50 cm(Foto:ANTV/ Kusnaedi)[/caption]Pengurus pondok pesantren, Muhammad Amal Faihan mengatakan, kegiatan belajar-mengajar menjadi terhambat dan tidak semuanya bisa dilaksanak di Masjid. “Selain itu stok makanan santri pun menipis lantaran sebagian logistik terendam banjir, ” ujar Muhammad Amal Faihan.Warga berharap Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten dapat segera memperbaiki pintu air di perbatasan Kali Mati dan Sungai Cidurian agar banjir tidak lagi terjadi.Kusnaedi | Tangerang, Banten
Baca Juga :