Rencana Singapura Pasang Aplikasi Pemantauan di Komputer Siswa Tuai Kontroversi

singapura 2 foto cctv
singapura 2 foto cctv (Foto : )
Rencana Singapura memasang aplikasi pemantauan di komputer siswa telah menuai kontroversi. Penyebabnya, keberadaan aplikasi itu dapat melanggar privasi seseorang.
Sebuah skema dari Pemerintah Singapura berupaya memastikan anak-anak memliki akses ke komputer untuk pembelajaran di rumah.Skema itu menawarkan subsidi agar seluruh siswa sekolah menengah memiliki akses komputer hingga akhir 2021.Realisasi skema ini dipercepat lantaran penutupan berbagai sekolah pada tahun lalu akibat pandemi Covid-19.Namun pemerintah menyebut, bahwa seluruh komputer siswa harus dipasang aplikasi manajemen. Para siswa yang memilih untuk menggunakan komputer pribadi pun juga harus memasang aplikasi itu pada komputer mereka.Aplikasi yang diwajibkan pemerintah itu, memungkinkan guru melihat dan mengontrol siswa dari jarak jauh.Hal ini yang kemudian memicu kontroversi karena keberadaan aplikasi itu dapat melanggar privasi seseorang. Belakangan muncul petisi daring yang  menentang rencana itu.Petisi ini muncul setelah pemerintah menghadapi kritik keras bulan lalu karena tidak mengungkapkan fakta bahwa data yang dikumpulkan oleh aplikasi pelacakan kontak Covid-19 dimanfaatkan oleh polisi setempat.Kritikan itu akhirnya membuahkan perubahan hukum untuk membatasi penggunaan polisi atas data tersebut.Kritikan adanya aplikasi itu juga datang dari organisasi HAM internasional, Human Rights Watch."Kurangnya definisi tentang apa yang dianggap tidak pantas dan kurangnya transparansi mengenai bagaimana keputusan tersebut dibuat, menghalangi kemampuan anak untuk berbicara dengan bebas dan mengakses informasi," demikian pernyataan Human Rights Watch.Sementara Kementerian Pendidikan Singapura, kepada Channel News Asia mengatakan, bahwa perangkat lunak ini akan merekam sejumlah informasi penting, termasuk sejarah pencarian internet untuk membatasi akses ke situs-situs tidak pantas.Namun keberadaan aplikasi itu tidak akan melacak data pribadi siswa seperti lokasi atau kata sandi (password).Kementerian Pendidikan mengatakan akan melakukan pemesanan massal laptop yang dilengkapi dengan aplikasi pemantauan agar dapat dibeli siswa dengan harga terjangkau karena sudah disubsidi. VOA Indonesia