Australia Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca Meski Tidak Manjur di Afsel

astra zeneca reuters
astra zeneca reuters (Foto : )
Afrika Selatan telah menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca setelah penelitian yang mengecewakan yang menunjukkan bahwa vaksin tersebut hanya efektif 22 persen terhadap kasus ringan dan sedang, namun Australia tetap akan menggunakan vaksin itu.
Menteri kesehatan Australia, Greg Hunt meyakinkan warganya tentang keamanan dan kemanjuran vaksin Oxford, AstraZeneca, setelah studi percobaan di Afrika Selatan menunjukkan hasil yang buruk.“Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan penurunan efektivitas vaksin AstraZeneca atau Pfizer dalam mencegah penyakit parah dan kematian. Itu adalah tugas fundamental, untuk melindungi kesehatan,” kata Hunt kepada wartawan di CanberraSeperti diberitakan
RT , Afrika Selatan menghentikan peluncuran vaksin AstraZeneca setelah penelitian yang mengecewakan yang menunjukkan bahwa vaksin tersebut hanya efektif 22 persen terhadap kasus ringan dan sedang dari varian virus lokal.Karena penelitian dilakukan pada 2.000 sukarelawan yang muda dan sehat yang cenderung tidak mengembangkan gejala yang melemahkan, kemanjuran dalam kasus yang parah tidak jelas, sementara hasil keseluruhannya masih awal.Meski demikian, kabar tersebut meresahkan banyak pihak di Australia, yang telah membeli 53,8 juta dosis vaksin AstraZeneca. Menteri Kesehatan Australia tampil di TV nasional untuk meyakinkan publik bahwa tidak ada alasan untuk khawatir.Australia mengharapkan persediaan dosis sebanyak 3,8 juta vaksin tiba pada awal 2021. Negara tersebut menyetujui penggunaan vaksin Pfizer / BioNTech pada Januari lalu dan, menurut  Reuters , diharapkan untuk menyetujui vaksin AstraZeneca dalam beberapa hari mendatang.Sebelumnya Menteri Kesehatan Zweli Mkhize mengatakan, Afrika Selatan akan terus menawarkan vaksin Pfizer dan Johnson & Johnson sampai para ilmuwan menemukan cara terbaik untuk menyebarkan vaksin AstraZeneca.Studi oleh University of the Witwatersrand, Johannesburg, menemukan bahwa vaksin yang dibuat oleh AstraZeneca hanya memberikan perlindungan minimal terhadap gejala ringan dan sedang yang disebabkan oleh varian virus corona B.1.351, yang ditemukan di Selatan. Afrika pada bulan November. Para peneliti menggunakan data dari sekitar 2.000 relawan dengan usia rata-rata 31 tahun. RT