Diplomasi Infrastruktur Sebagai Pendorong Perekonomian di Benua Afrika

Diplomasi Infrastruktur Sebagai Pendorong Perekonomian di Benua Afrika (Foto KBRI Nairobi)
Diplomasi Infrastruktur Sebagai Pendorong Perekonomian di Benua Afrika (Foto KBRI Nairobi) (Foto : )
Negara-negara Afrika mengedepankan infrastruktur sebagai pendorong perekonomian benua Afrika, khususnya di bidang perdagangan antar-negara.
Hal tersebut disampaikan oleh African Union High Representative for Infrastructure Development, Rt. Hon. Raila Odinga, kepada Duta Besar RI Nairobi, Dr. M. Hery Saripudin, pada pertemuan courtesy call Dubes Hery kepada Raila Odinga, Rabu (3/2/2021).[caption id="attachment_434577" align="aligncenter" width="900"] Duta Besar RI Nairobi, Dr. M. Hery Saripudin dan Dubes Hery kepada Raila Odinga (Foto KBRI Nairobi) Duta Besar RI Nairobi, Dr. M. Hery Saripudin dan Dubes Hery kepada Raila Odinga (Foto KBRI Nairobi)[/caption]Posisi African Union High Representative for Infrastructure Development diciptakan pada bulan Oktober 2018 untuk mendukung dan memperkuat upaya koordinasi pembangunan infrastruktur di Afrika dalam kerangka Program for Infrastructure Development in Africa (PIDA) di bawah Uni Afrika (UA), antara lain melalui penggalangan komitmen politis negara anggota dan penggalangan dana baik dari negara anggota maupun dari mitra mancanegara.Pada pertemuan tersebut, Dubes Hery menyampaikan mandat yang diberikan Presiden RI untuk meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dengan kawasan dan untuk mendorong partisipasi Indonesia dalam pembangunan infrastruktur di kawasan.Pada kesempatan tersebut, Dubes Hery juga melaporkan berbagai kerja sama proyek infrastruktur di negara-negara akreditasi KBRI Nairobi, yaitu Kenya, Rep. Dem. Kongo, Somalia, dan Uganda, baik yang sudah dilakukan ground-breaking maupun yang masih dalam tahap penjajakan oleh BUMN-BUMN RI.Raila Odinga menjelaskan rencana UA untuk mengembangkan konektivitas benua Afrika. Saat ini terdapat 9 (sembilan) mega-proyek per kawasan yang disebut Presidential Infrastructure Champion Initiatives yang dikepalai oleh Kepala Negara/Pemerintahan di kawasan terkait.Di kawasan negara akreditasi KBRI Nairobi, Presiden Kenya Uhuru Kenyatta merupakan “Champion” atau mengepalai mega-proyek LAPSSET (Lamu port, South Sudan, Ethiopia) Corridor Program, yaitu proyek infrastruktur Afrika Timur paling ambisius yang akan menghubungkan Kenya, Ethiopia, dan Sudah Selatan, yang kemudian juga akan menjadi akses ke negara-negara Afrika yang landlocked hingga ke Samudra Atlantik.Mega-proyek tersebut mencakup proyek pelabuhan di Lamu, jalan raya, jalur kereta api, dan pipa minyak dari pelabuhan Lamu hingga ke Ethiopia dan Sudah Selatan, sejumlah bandar udara internasional dan kota resort di sepanjang koridor, serta bendungan High Grand Falls di sungai Tana.Mendengar kemampuan dan capaian BUMN-BUMN Indonesia di bidang pembangunan infrastruktur, khususnya setelah kehadirannya pada Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue 2019, Raila Odinga menyambut baik dan mengharapkan Indonesia dapat menjadi mitra pembangunan yang setara dengan mitra tradisional selama ini seperti Eropa, Jepang, Korea, dan India, mulai dari partisipasi pada pendanaan Africa Infrastructure Fund, dan dalam menanamkan investasi pada proyek-proyek infrastruktur di Afrika.Untuk hal ini, Pemerintah Indonesia sendiri telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mendukung ekspansi BUMN-BUMN industri konstruksi ke kawasan Afrika, antara lain melalui kerja sama erat antara Kementerian Luar Negeri dengan BUMN-BUMN serta program National Interest Account dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), yang dapat disinergikan dengan Indonesia Agency for International Development (AID) yang dibentuk pada tahun 2019.[caption id="attachment_434578" align="aligncenter" width="900"]
Duta Besar RI Nairobi, Dr. M. Hery Saripudin dan Dubes Hery kepada Raila Odinga (Foto KBRI Nairobi)[/caption]Mantan Perdana Menteri Kenya tahun 2008-2013 ini juga menyampaikan keinginannya untuk mengunjungi Jakarta dan Bandung sebagai tindak lanjut sejumlah rencana kerja sama yang dibahas pada saat kunjungannya ke Bali sebagai salah satu pembicara mewakili Uni Afrika pada Indonesia-Africa Infratructure Dialogue tahun 2019.Hal lain yang menyebabkannya ingin mengunjungi Bandung adalah untuk melihat sendiri bangunan bersejarah tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika / Bandung Conference pada tahun 1955.Mantan Perdana Menteri Kenya itu ingin merasakan sendiri suasana semangat kebatinan para pejuang kemerdekaan negara-negara Asia dan Afrika.Selain menjabat sebagai High Representative untuk UA, Raila Odinga merupakan mantan Perdana Menteri Kenya 2008-2013, yang sebelumnya menjabat sebagai Minister for Roads, Public Works, and Housing (2003-2005), dan Minister for Energy (2001-2002).Raila Odinga juga merupakan pimpinan oposisi utama Pemerintah Kenya dari Orange Democratic Movement sejak tahun 2013 dan merupakan calon Presiden pada pemilihan tahun 2007, 2012, dan 2017.