Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta mengaku kewalahan penuhi pesanan alat deteksi dini covid-19 lewat hembusan nafas, genose. Hingga kini sudah lebih dari 15 ribu pesanan datang dari berbagai pihak, mulai dari fasilitas kesehatan, industri, pesantren hingga instansi pemerintah.
Setelah resmi digunakan di sejumlah stasiun kereta api, permintaan genose sebagai alat deteksi dini covid-19 melonjak. Pabrik pembuatan GeNose C19 UGM Science Techno Park sampai kewalahan menerima pesanan dari berbagai pihak.“Bulan Februari saja ada lebih dari 3000 pesanan, dengan total pesanan hingga saat mencapai lebih dari 15 ribu unit. Selain instansi pemerintah, banyak juga industry-industri, fasilitas kesehatan hingga pondok pesantren yang order genose, “ kata Wakil Rektor UGM, Paripurna Sugarda.[caption id="attachment_434486" align="alignnone" width="900"] GeNose C19 seharga Rp62 Juta, belum dijual kepada pribadi (Foto: ANTV/ Andri Prasetiyo)[/caption]Alat seharga Rp62 juta ini bahkan sudah dicoba langsung oleh Mendikbud Nadiem Makarim dan rencananya akan digunakan di sekolah-sekolah. Selain itu seluruh stasiun kereta api yang berjumlah 44 juga akan menggunakan genose sebagai syarat perjalanan penumpang.Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, Muda Mahendrawan, bahkan memesan langsung dengan mendatangi pabrik genose di Kalasan, Sleman, Yogyakarta.“Genose ini rencananya akan digunakan sebagai alat skrining di wilayah Kubu Raya, jika ada acara-acara penting, karena harganya murah, praktis dan akurasinya tinggi, “ ujar Bupati Kubu Raya, Muda MahendrawanRencananya UGM akan mempercepat produksi mesin Genose C19 dengan menggandeng pihak lain. “Untuk sementara genose tidak dijual kepada pribadi namun diprioritaskan instansi publik dan industri guna mempercepat skrining covid-19, “ ujar Wakil Rektor UGM, UGM, Paripurna Sugarda.Andri Prasetiyo | Sleman, Yogyakarta
UGM Kewalahan Penuhi Pesanan GeNose C19, Untuk di Sekolah dan 44 Stasiun
Sabtu, 6 Februari 2021 - 09:52 WIB