Polisi membubarkan protes di pusat kota Amsterdam, Belanda, pada Minggu (24/1/2021). Pengunjuk rasa menolak penerapan jam malam sebagai upaya menekan penyebaran Covid-19.
Lebih dari 100 orang ditahan karena melempar batu dan kembang api saat demonstrasi di pusat kota Amsterdam, Belanda.Kejadian ini hanya berselang sehari pasca pemerintah setempat menerapkan jam malam guna menekan penyebaran Covid-19.Ini merupakan penerapan jam malam yang pertama di negeri itu sejak Perang Dunia II.Seperti diberitakan Reuters , sebagian pengunjuk rasa diorganisir oleh pemilik restoran yang muak dengan penerapan l
ockdown . Mereka membawa spanduk yang bertuliskan "Hentikan Lockdown.Khawatir akan terjadinya kerusuhan atau meluasnya penyebaran Covid-19, Wali Kota Femke Halsema telah menetapkan alun-alun sebagai "zona berisiko tinggi".Wali Kota juga memberi kewenangan kepada polisi untuk secara dini menggeledah orang.Sebelumnya, Parlemen Belanda dengan selisih suara tipis, menyetujui penerapan jam malam pada pekan lalu.Ini dilakukan guna mengantisipasi penyebaran varian baru virus corona yang lebih gampang menular dari Inggris.Sementara kasus infeksi baru di Belanda secara umum telah menurun selama sebulan terakhir. Pada hari Minggu, kasus baru turun lagi menjadi 4.924 orang.Pada Sabtu malam, polisi telah menangkap 25 orang di seluruh negeri dan memberikan 3.600 denda bagi yang melanggar jam malam.Menurut polisi, mereka yang ditangkap lantaran menolak untuk pulang atau melakukan tindak kekerasan.Pengecualian terhadap jam malam, yang berlaku hingga 9 Februari, termasuk keadaan darurat medis, orang-orang yang melakukan pekerjaan penting, dan orang-orang yang mengajak jalan-jalan anjing mereka. Pelanggar dapat didenda 95 euro (Rp1,6 juta).Sekolah dan toko non-esensial di Belanda telah ditutup sejak pertengahan Desember, menyusul penutupan bar dan restoran dua bulan sebelumnya. Belanda adalah negara terakhir di Uni Eropa yang memulai vaksinasi dan sejauh ini telah memvaksinasi 77.000 dokter dan perawat di negara berpenduduk 18 juta orang itu. Reuters
Baca Juga :