penduduk desa di Chikuzen, Prefektur Fukuoka di barat daya Jepang menghabiskan dua bulan membangun patung yang seperti aslinya - yang memiliki mata yang bersinar merah di malam hari dan berdiri mengesankan hingga 7 meter.[caption id="attachment_427392" align="alignnone" width="600"]
Kalau malam mata gorila akan menyala dengan warna merah (Foto: Daily Star)[/caption]Bangunan itu disebut 'Gorila Orang-orangan Sawah Jerami Raksasa: Gorila Bangga 2020' dan akan mengawasi kota hingga akhir bulan.Setelah selesai dibangun pada Desember 2020, patung raksasa itu telah menjadi daya tarik lokal - menarik banyak orang yang berkumpul untuk menyaksikannya, yang justru tidak membantu untuk mengurangi penularan Covid-19. Japan Today
melaporkan bahwa penduduk setempat memutuskan untuk membangun struktur dalam upaya menangkal pandemi.Dalam sebuah publikasi disebutkan "Keserupaan gorila dipilih sebagai simbol kekuatan dan kekuatan dalam menghadapi pandemi virus corona yang berkepanjangan."Sambil menambahkan bahwa “rambut kera yang seperti aslinya itu terbuat dari jerami padi yang dilapisi di atas rangka baja” dan dibangun sebagai “berhala untuk disembah”.Bangga Gorila telah dianggap sebagai persembahan harapan baru setelah warga negara Jepang menghabiskan setahun terakhir menyembah legenda Amabie - namun doa mereka tidak didengarkan.Amabie adalah 'yokai' Jepang kuno - sejenis monster legendaris yang dipercaya dapat membawa keberuntungan atau menyebabkan kekacauan.Amabie sendiri adalah makhluk mirip putri duyung dengan rambut hitam panjang tergerai, paruh, sisik hijau bercahaya dan tiga kaki mirip sirip.[caption id="attachment_427397" align="alignnone" width="300"] Gambaran Dewa Amabie di masa lampau (Foto: spoon-tamago.com)[/caption]Pertama kali ditemukan di tahun 1800-an, menjadi populer lagi tahun lalu karena dijadikan berhala yang dianggap mampu menangkal wabah.[caption id="attachment_427394" align="alignnone" width="500"]
Baca Juga :