www.antvklik.com-- Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika mengeluarkan pernyataan tertulis tentang insiden ditolaknya Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo masuk wilayah Amerika Sabtu lalu (21/10). Dalam pernyataan tersebut menggarisbawahi bahwa pihaknya berkewajiban memastikan bahwa setiap orang yang masuk ke Amerika akan disaring dan diperiksa secara ketat. "Kami menyesalkan ketidaknyamanan yang dirasakan penumpang itu dan istrinya," ujar Juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika DHS Dave Lapan dalam pernyataan tertulis kepada VOA. DHS merujuk pada Jenderal Gatot Nurmantyo dan istrinya Nenny.DHS mengatakan bahwa Kedutaan Besar Amerika di Jakarta telah memberitahu kantor Jenderal Gatot Nurmantyo yang dijadwalkan terbang ke Amerika untuk menghadiri suatu konferensi, bahwa karena protokol keamanan maka ketika ia tiba di bandara mungkin ada penundaan untuk naik ke pesawat. "Upaya telah dilakukan oleh pihak bea cukai dan perlindungan perbatasan Amerika bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika di Jakarta untuk menyelesaikan isu tersebut sebelum orang nomor satu di militer Indonesia itu tiba, namun ia terlanjur ditolak naik ke pesawat."Pernyataan tertulis itu lebih jauh menyatakan, "Perihal ijin naik pesawat itu segera diselesaikan lewat koordinasi diantara kantor individu tersebut (Gatot Nurmantyo-red), Customs and Border Protection (Bea Cukai & Perlindungan Perbatasan-red), Kedutaan Amerika di Jakarta dan mitra-mitra lain pemerintah Amerika."DHS menambahkan bahwa, "Penumpang itu dijadwalkan terbang dengan pesawat lain dan diijinkan terbang. Ia memilih tidak melanjutkan perjalanan."Sebelumnya, insiden ditolaknya Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo dan istri memasuki Amerika yang disampaikan pihak maskapai penerbangan Emirates di bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Jakarta, berdasarkan informasi dari US Customs and Border Protection CPB, beberapa saat sebelum terbang Sabtu lalu (21/10) menjadi kontroversi karena belum ada pihak yang memberi penjelasan alasan dibalik penolakan itu.Terlebih Gatot Nurmantyo sedianya akan menghadiri "Chiefs of Defense Conference on Countering Violent Extremist Organization" (VEOs) di Washington DC pada 23-24 Oktober, berdasarkan undangan resmi Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Jendral Joseph F. Dunford.Menlu RI Retno Marsudi menyatakan menerima permintaan maaf yang diajukan Wadubes AS saat bertemu dengannya kemarin. Namun Pemerintah Indonesia meminta Pemerintah Amerika mengklarifikasi mengapa Gatot ditolak masuk Amerika. Kepada Wakil Dubes AS Erin, Retno menyatakan maaf dan penyesalan saja tidak cukup. Apalagi isu Jenderal Gatot ditolak masuk ke AS ini juga sudah ikut jadi bahasan media internasional."Dari mereka, saya dapat info bahwa situasinya di-
resolve . Sudah tidak ada lagi restriksi apa pun kepada Jenderal Gatot untuk berkunjung ke AS. Tetapi saya sampaikan bahwa itu saja tidak cukup. Kami tetap perlukan penjelasan kenapa peristiwa itu sampai terjadi," tegas Menlu Retno.Di dalam negeri insiden ditolaknya Panglima TNI Jenderal Gatot mendapatkan reaksi keras. Polisi kemarin menurunkan puluhan spanduk yang berisikan kecaman atas tindakan pemerintah Amerika tersebut. (MTH-Laporan Eva Mazrieva dari VoA Indonesia Washington DC)
Baca Juga :