Waduh, Risma Curhat Tekanan Darahnya Naik Sejak Jadi Menteri Sosial

Waduh, Risma Curhat Tekanan Darahnya Naik Sejak Jadi Menteri Sosial (Foto Tangkap Layar antvklik)
Waduh, Risma Curhat Tekanan Darahnya Naik Sejak Jadi Menteri Sosial (Foto Tangkap Layar antvklik) (Foto : )
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau biasa disapa Risma, mengaku bahwa dirinya merasakan perubahan drastis pada tubuhnya.
Hal itu dirasakan setelah dirinya dipercaya menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos) sejak 23 Desember 2020 lalu.Belum genap satu bulan menjabat, Risma merasakan suaranya serak dan tekanan darahnya naik.Saat menghadiri Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VIII DPR RI di Gedung Parlemen, Risma mengatakan bahwa suaranya sampai habis (serak).Itu karena terlalu banyak berteriak-teriak dan tekanan darahnya juga naik drastis jika dibandingkan sebelumnya.“Tidak pernah sampai 170 (mm/hg). Wuih, aku pulang dan saya pegang kepala saya panas sekali,” kata Tri Rismaharini di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021).Lebih lanjut Risma menuturkan, dirinya mencoba bagaimana pun tidak bisa bergerak seenak saya. Karena itu nanti setiap kali jalan dia sudah buat surat.“Setiap kali jalan saya sudah buat surat ke KPK, Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Kepolisian (Polri). Untuk mengawal kami setiap langkah yang saya buat," terangnya.Dalam kesempatan ini, Risma juga mengakui memang ada beberapa masalah atau kendala dalam penyaluran program bantuan sosial (bansos). Yaitu terkait data penerima yang menurutnya masih banyak yang tidak lengkap.“Kendalanya adalah karena data yang tidak lengkap. Jadi ini sekarang lagi menjadi konsentrasi saya dengan daerah. Untuk melengkapi karena tidak terkoneksinya dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan). Itu yang menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kami," terangnya.“Data yang tidak lengkap itu menyebabkan kegagalan di dalam setting wallet sehingga perbankan tidak berhasil menyalurkan bantuan tersebut,” jelasnya.“Data yang tidak valid ini juga ditemukan dalam bansos program keluarga harapan (PHK). Tidak sedikit pihaknya menemukan banyak data yang tidak valid,” pungkasnya, seperti dikutip dari rri.co.id.