Krisis keuangan paksa Persipura hentikan seluruh aktifitas Tim. Akibat ketidak pastian lanjutan kompetisi Liga 1 Indonesia membuat Persipura Jayapura menghentikan seluruh aktivitas tim karena mengalami krisis keuangan.
Ketidak pastian lanjutan kompetisi Liga 1 yang dihentikan sejak pertengahan Maret 2020 akibat Pandemi Covid-19, mulai terasa dampaknya kepada klub klub papan atas Liga 1 Indonesia. Salah satu klub langganan juara Liga Indonesia asal Papua, Persipura Jayapura juga mengalami krisis keuangan akibat ketidak pastian kompetisi Liga 1.Hal ini terjadi karena roda kompetisi Liga 1 dihentikan, sementara manajemen klub harus tetap mengeluarkan uang untuk membayar kewajiban mereka yaitu membayar gaji pemain, pelatih dan official.Sebaliknya pendapatan klub yang selama ini bisa diperoleh dari penjualan tiket pertandingan, sponsor klub dan pendapat dari hak siar pertandingan melalui PSSI, mulai merosot hingga akhirnya dihentikan. Akibatnya klub mengalami kerugian secara finansial sehingga manajemen tidk mampu lagi membayar gaji pemain, pelatih dan official.Manajemen Persipura Jayapura terpaksa menghentikan seluruh aktivitas tim akibat krisis finansial yang mereka alami. Tidak ada pemasukan berarti dari tiket dan sponsor membuat manajemen Persipura tidak mampu lagi membayar gaji pemain, pelatih, dan seluruh ofisial di tengah ketiadaan kompetisi.Dalam keterangan resminya di laman Instagram klub, Rabu, keputusan menghentikan aktivitas tim itu sebagai imbas dari tidak dibayarkannya sisa kontrak dari Bank Papua sebagai sponsor utama tim Mutiara Hitam sebesar Rp 5 miliar."Kami juga kaget dengan kepastian Bank Papua yang tidak bersedia membayar sisa kontrak, padahal kami dengar yang disampaikan oleh Komisaris Utama adalah akan tetap ada dana untuk pembinaan pemain Persipura walaupun kompetisi tidak berjalan. Tapi ternyata tidak bisa dibayarkan," tulis ketua umum Persipura Benhur Tomi Mano.[caption id="attachment_423048" align="alignnone" width="900"] Manajemen Persipura Jayapura terpaksa menghentikan seluruh aktivitas tim akibat krisis finansial yang mereka alami.(Foto : Persipurapapua1963)[/caption]"Jadi terhitung sejak kompetisi terhenti pada Maret tahun lalu, Persipura Jayapura hanya disokong oleh PT Freeport, Kuku Bima, dan anggaran dari Manajemen. Walaupun kompetisi tidak berjalan, tetapi kami tetap membayar gaji seluruh pemain, pelatih dan ofisial," sambung pernyataan Tomi Mano.Manajemen mengira awalnya Bank Papua akan tetap membiayai penuh sisa kontrak untuk perjalanan Persipura meski kompetisi tengah dihentikan. Namun imbas dari pandemi Covid-19 ditenggarai menjadi penyebab utama mundurnya Bank Papua sebagai salah satu sponsor Tim Mutiara Hitam.Benhur juga menyayangkan sikap dari direksi Bank Papua yang memberikan kabar itu secara mendadak. Padahal kata manajemen Persipura, apabila pihak Bank Papua menyampaikan sejak awal maka klub akan mencari opsi lain dalam mencari dana untuk operasional klub."Dengan surat Bank Papua ini berarti kami tidak lagi punya sumber dana untuk beraktifitas, dan kita semua tahu bagaimana menurunnya ekonomi selama pandemi Covid-19, sehingga kemampuan kita secara finansial juga menurun, apalagi ada kewajiban untuk tetap membayar gaji seluruh personel tim," katanya.Dengan krisis finansial yang dialami ini, seluruh aktivitas tim dihentikan dan manajemen belum bisa memberikan garansi sampai kapan tim akan kembali dikumpulkan. Dengan begitu, Persipura menjadi klub kedua setelah Madura United yang membubarkan timnya."Sampai kapan (aktivitas tim dihentikan)? Sampai kita dapat dukungan sponsor yang jelas dan pasti," kata Tomi Mano.Terakhir manajemen Persipura Jayapura mengirim para pesepakbola mengikuti pemusatan latihan di lapangan Agrokusuma, Batu, Jawa Timur, di bulan Agustus 2020. Mereka melakukan persiapan akhir sebelum tampil di lanjutan Liga Indonesia yang rencananya diputar kembali 1 Oktober 2020 dengan kompetisi dipusatkan di Pulau Jawa.
Krisis Keuangan Paksa Persipura Hentikan Seluruh Aktifitas Tim
Kamis, 7 Januari 2021 - 19:12 WIB