Vaksin buatan India bernama Covaxin telah mendapat izin penggunaan darurat dari otoritas setempat. India mengklaim, Covaxin lebih efektif tangkal varian baru virus corona dari vaksin lain.
Komite Standar dan Pusat Obat-obatan India (CDSCO) telah memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin lokal bernama Covaxin buatan Bharat Biotech dan vaksin buatan AstraZeneca yang di India diberi nama Covishield.Kepala Dewan Riset Medis India (ICMR) Balram Bhargava menyebut, kedua vaksin itu terbukti memiliki tingkat efektifitas dan keamanan lebih tinggi dari vaksin lain.Padahal Covaxin masih melakukan uji klinis fase tiga. Menurut Barghava, uji klinis fase 1 dan 2 melibatkan 380 relawan. Hasilnya tidak ada masalah terkait keselamatan vaksin.Sementara fase 3 melibatkan 23 ribu relawan dan hasilnya akan keluar dalam 3-4 hari ke depan.Meski hasil uji klinis terakhir belum keluar, Bhargava mengklaim, Covaxin terbukti efektif melawan virus corona.Apalagi Covaxin dan Covizhield dapat disimpan di suhu 2-8 derajat Celsius. Sementara vaksin Moderna dan Pfizer harus disimpan pada suhu di bawah titik beku."Tidak ada vaksin di dunia yang memiliki tingkat efektifitas 100 persen. Tingkat efektifitas vaksin terkait masalah pernafasan, seperti influenza, idealnya di angka 50-60 persen," kata Bhargava.
India Today
Lebih Efektif Dibanding Vaksin Pfizer
Saat ditanya tentang varian baru virus corona dari Inggris, Bhargava juga menyebut tingkat efektifitas Covaxin dibanding vaksin lainnya. Apalagi saat ini sudah ditemukan puluhan kasus varian baru virus corona di India."Kita khawatir tentang strain virus (dari) Inggris, yang kemungkinan tidak responsif dengan vaksin Pfizer dan Moderna. Itulah mengapa CEO Pfizer telah mengatakan, akan memodifikasi vaksin dalam waktu enam pekan jika dibutuhkan," katanya."Demikian pula, kami memiliki seluruh vaksin ini, yang akan berpotensi lebih efektif melawan strain (virus corona dari) Inggris," tambah Bhargava lagi.Saat ini kasus positif Covid-19 di India merupakan yang tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.Total ada 10,3 juta kasus positif di negara itu dengan angka kematian mencapai 149 ribu orang.Baca Juga :