Hari Pertama 2021, Kawasan Malioboro Dipadati Wisatawan

Hari Pertama 2021, Kawasan Malioboro Dipadati Wisatawan
Hari Pertama 2021, Kawasan Malioboro Dipadati Wisatawan (Foto : )
Kawasan Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta, dipadati wisatawan pada hari pertama tahun 2021, Jumat (1/1/2021).
Satin, pedagang kaki lima kuliner di kawasan Jalan Malioboro, mengaku ada peningkatan penjualan pada libur akhir tahun 2020 jika dibandingkan demgan hari-hari biasa di masa pandemi covid-19."Kalau dibanding tahun lalu sebelum pandemi ya, libur sekarang itu, hari biasanya dulu. Tapi ya kalau 9 bulan pandemi ini ya Alhamdulillah sedikit-sedikit ada pemasukanlah, ada pendapatan bisa untuk berputar uangnya tetap operasional," katanya.Tidak jauh beda, kusir andong di Malioboro, Agus Tri Yanto mengatakan, meski masih jauh jika dibandingkan libur nataru tahun lalu, namun libur akhir tahun ini sudah ada sedikit pendapatan, dibanding selama 9 bulan terakhir saat pandemi covid-19."Kalau dibanding sebelum pandemi ini ya tergolong sepi. Tapi kalau selama pandemi ya lumayan. Dari jam setengah enam sampai jam setengah 10 ini saya sudah dapat penumpang dua kali. Sebelumnya , pas pandemi ini, bisa gak narik sama sekali seharian. Alhamdulillah. Sedikit-sedikit ada pemasukan," jelasnya, dilansir dari rri.co.id.Sementara itu, pedagang asongan suvenir etnik di Malioboro, Dani juga mengaku ada peningkatan penjualan suvenirnya dibanding hari-hari sebelumnya. Pada malam pergantian tahun ia berhasil mendapatkan uang Rp650 ribu."Sebelumnya ada yang nggak jual sama sekali seharian. Ini Alhamdulillah, tadi malam sampai jam 10 dapat Rp650 ribu. Kalau dibanding sebelum pandemi ya, dulu itu belum pernah jualan kok gak ada yang laku sama sekali," imbuhnya. Terlihat banyak pejalan kaki di pedestrian barat dan timur Malioboro. Kendaraan yang melintas di Malioboro juga sangat padat. Sebagian masyarakat sudah menerapkan protokol kesehatan terutama penggunaan masker.Sedangkan, pelanggaran rata-rata terkait jalur satu arah yang diberlakukan di Malioboro sisi timur untuk ke selatan, serta sisi barat untuk ke utara. Masih banyak wisatawan yang melawan arus sehingga sering berpapasan.Sementara itu, tempat cuci tangan portable besar yang ada untuk umum, beberapa tidak ada air sehingga wisatawan kesulitan mencuci tangan."Tadi yang besar di utara itu tidak ada airnya, tapi yang di depan warung-warung PKL (Pedagang Kaki Lima) ada airnya semua, jadi cuci tangannya di wastafelnya PKL," ujar Ari, salah satu pengunjung.