memberitakan, kasus kematian di panti jompo Hemelrijck di Mol mengalami peningkatan sejak kedatangan Sinterklas.Lima lansia dilaporkan meninggal sepanjang Malam Natal dan Hari Natal, membuat jumlah kematian karena Covid-19 mencapai 18 orang.Selain itu, sebanyak 121 penghuni lainnya dan 36 pegawai positif terpapar virus corona, seperti diberitakan The Sun Sabtu (26/12/2020).Laboratorium masih mencari tahu dari mana mereka bisa terjangkit. Namun, diduga berkaitan dengan kunjungan Sinterklas.Si Santa Klaus, berpakaian dengan jubah tradisional seperti Santo Nicholas, dia berkunjung bersama asistennya Piet Hitam. Kunjungan keduanya, yang tetap mengenakan masker, awalnya diharapkan bakal meningkatkan semangat penghuni panti jompo.[caption id="attachment_419131" align="alignnone" width="600"]
(Foto: VRT)[/caption]Tapi, si Santa dikabarkan tidak enak badan sebelumnya. Manajemen panti di Belgia itu mengungkap, Santa dan Piet Hitam dilaporkan adalah terapis, yang mempunyai akses ke lansia.[caption id="attachment_419126" align="alignnone" width="600"]
(Foto: VRT)[/caption]"Kami memprediksi bakal menemui kesulitan selama 10 hari," kata Wali Kota Wim Caeyers. Dia berkata saat ini tengah menunggu hasil dari laboratorium.Karena panti itu menjadi salah satu klaster penyebaran virus corona, dokter dan paramedis dikerahkan untuk mencegah semakin meluasnya wabah di kota berpopulasi 35.000 jiwa tersebut.Otoritas di Mol menyatakan selain panti, si Sinterklas diketahui juga mengunjungi sejumlah tempat seperti area bersantai publik. Pihak berwenang menjelaskan, si Santa menjaga jarak dan selalu mengenakan masker."Begitu juga warga memakai pelindung wajah." Caeyers kepada VRT menuturkan, kunjungan itu sebenarnya digelar dengan maksud baik. Namun membawa masalah yang tak mereka sangka.Si wali kota menjelaskan awalnya dia mengira Santa Klaus yang tak disebutkan identitasnya itu sudah menaati aturan pembatasan sosial."Awalnya mereka mengaku sudah menerapkan protokol. Namun Anda mulai mendapat foto dari keluarga penghuni dan mendapati faktanya berbeda," kata dia.Jannes Verheyen, juru bicara Armonea,firma yang mengelola tempat itu menyatakan mereka di satu sisi syok dengan insiden tersebut.Namun di sisi lain, Verheyen mengeklaim mereka semakin termotivasi untuk melenyapkan virus yang mulai mewabah pada awal 2020 ini.Salah satu pakar virologi dari Universitas KU Leuven, Marc Van Ranst memaparkan dia yakin Santa bukanlah pihak yang menyebabkan banyak infeksi.Ventilasi yang sangat kurang di tempat itu diyakini jadi salah satu faktor banyaknya kasus. Meski dia menyebut kunjungan tersebut "sangatlah bodoh".Saat ini, Belgia tengah dihantam gelombang kedua virus corona pada Oktober, dan menyebabkan sistem kesehatan di sana kewalahan.Pemerintah pun bergerak cepat dengan menetapkan lockdown parsial, berisi perintah agar bar, restoran, dan bisnis non esensial lainnya ditutup.Sejauh ini, negara yang dikenal karena coklat itu sudah mencatatkan 637,246 kasus dengan korban meninggal mencapai 19,089 orang. The Sun
Baca Juga :