Agen-agen FBI Dikerahkan Menyelidiki Ledakan di Nashville

FBI Nashville
FBI Nashville (Foto : )
Agen-agen federal AS menyelidiki lebih dari 500 petunjuk dan menyisir lokasi ledakan di Nashville, negara bagian Tennessee. Langkah itu dilakukan setelah sebuah kendaraan RV yang memperdengarkan rekaman peringatan, meledak dan melukai tiga orang di kota itu pada Hari Natal.
Menindaklanjuti salah satu dari petunjuk itu, polisi setempat dan agen-agen dari FBI dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Peledak (ATF) menyelidiki sebuah rumah dua lantai di Jalan Bakertown di Antioch, Tennessee, sekitar 18 km dari Nashville. Seorang saksi mengatakan kepada Reuters bahwa para petugas memusatkan perhatian pada bagian basement atau lantai bawah tanah.Ratusan agen dan polisi setempat terlibat dalam penyelidikan ledakan yang menghancurkan beberapa kendaraan, merusak lebih dari 40 bisnis dan menyisakan puing-puing kaca.Kendaraan RV itu, yang diparkir di sebuah jalan di tengah kota, meledak pada Jumat dini hari (25/12), beberapa saat setelah polisi, yang sedang merespons laporan tembakan, mendapati kendaraan rekreasi itu dan mendengar rekaman audio mengenai peringatan bom.Agen Khusus FBI Doug Korneski mengatakan kepada para wartawan, Sabtu (26/12), bahwa para penyelidik sedang "berusaha keras" mengidentifikasi sesuatu yang sepertinya merupakan potongan-potongan tubuh manusia yang ditemukan di tengah puing-puing. Namun, dia tidak mengatakan apakah potongan tubuh itu milik pelaku yang aksi yang katanya "disengaja."Korneski mengatakan Unit Analisis Perilaku FBI telah dikerahkan untuk menentukan motif pelaku. Para pejabat masih berusaha mengidentifikasi seorang tersangka dan mekanisme serangan.CBS News, mengutip beberapa penegak hukum yang identitasnya dirahasiakan, melaporkan pada Sabtu (26/12) bahwa seorang laki-laki berusia 63 tahun yang tinggal di rumah di Jalan Bakertown merupakan sosok yang terkait dengan ledakan itu.Reuters belum bisa segera mengonfirmasi laporan itu. Dan para pejabat Sabtu siang (26/12) menolak mengidentifikasi seorang tersangka. VOA Indonesia/Reuters