Jusuf Kalla Usahakan Beasiswa Bagi Pemuda Afghanistan

Jusuf Kalla mengundang ulama dan pelajar Afghanistan untuk belajar di Indonesia. JK menggandeng Majelis Ulama Indonesia untuk menyediakan beasiswa tersebut. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengundang ulama dan pelajar dari Afghanistan untuk belajar di institusi pendidikan di Indonesia. JK dan juga Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan mengusahakan adanya beasiswa bagi pelajar yang datang untuk belajar.“Kita akan menyediakan beasiswa untuk belajar di Indonesia dan memberikan pengetahuan mengenai dunia pendidikan di Indonesia,”  ungkap Jusuf Kalla melalui keterangan tertulis kepada ANTVklik, Sabtu (26/12/2020).Ajakan untuk belajar tersebut disampaikan Jusuf Kalla  di depan  ulama-ulama Afghanistan di Istana Presiden Afghanistan Char Chinar Palace di Kabul, Jumat (25/12/2020).JK berharap ulama dan pelajar dari Afghanistan yang nantinya belajar di institusi pendidikan di Indonesia bisa mengembangkan bagaimana menjalankan ajaran Islam dengan damai. Apalagi, tambah JK, seharusnya negara Islam seperti Afghanistan bisa mengakhiri konflik yang sudah lama terjadi.“Kenapa di negara Islam ini perdamaian sulit tercipta. Karena itu saya datang ke sini untuk membantu menciptakan perdamaian di Afghanistan,” ujarnya.Sebelumnya, salah satu perwakilan ulama Mohammad Arif Malikyar meminta kepada JK dan anggota delegasi yang lain untuk memberikan bantuan pendidikan kepada masyarakat Afghanistan. Pasalnya, ungkap, Arif negaranya kini sedang menghadapi tantangan berat dalam mengembangkan pendidikan.“Kita butuh bantuan pendidikan dari negara-negara Islam termasuk Indonesia. Kami di sini mendapat banyak tantangan. Banyak anak-anak remaja yang butuh beasiswa,” ujar Mohammad Arif Malikyar.Dirinya memuji Indonesia sebagai negara berpenduduk agama Islam yang taat. Selain itu, ia melihat banyak organisasi Islam yang bagus yang bisa menciptakan perdamaian dan membina pendidikan.“Karena itu kita berharap bantuan dari Indonesia. Apalagi Pendidikan tidak mengenal batas termasuk tak ada batasan gender,” pungkas Mohammad Arif Malikyar.