Untuk mengantisipasi bahaya sekunder erupsi Semeru, Tim Reaksi Cepat BPBD Lumajang, Jawa Timur, menggelar patroli dan memasang rambu larangan di sepanjang aliran lahar. Hal ini dilakukan, agar warga tidak mendekati kawasan rawan bencana, seiring tingginya curah hujan di puncak Mahameru.
Dengan mengendarai sepeda motor trail dan mobil dobel kabin, petugas TRC BPBD Kabupaten Lumajang melakukan aksi patroli di kawasan endapan bekas erupsi Gunung Semeru. Penyisiran dimulai dari hilir Sungai Curah Kobokan hingga hulu sungai di blok Watu Telu.[caption id="attachment_418667" align="alignnone" width="900"] Patroli TRC BPBD Lumajang di kawasan rawan erupsi Gunung Semeru (Foto: ANTV/ M. Syahwan)[/caption]Patroli bencana ini dilakukan, guna memastikan di kawasan bekas erupsi Semeru steril dari segala bentuk kegiatan warga, terutama bagi penambang pasir dan pengunjung saat liburan Nataru.“Sejumlah rambu larangan kami pasang di enam titik, meliputi hilir Sungai Curah Kobokan sisi Utara dan sisi Selatan, di sepanjang Sungai aliran lahar, karena selama ini dijadikan jalan masuk warga ke lokasi bekas erupsi Semeru, “ ujar petugas TRC BPBD Lumajang, Sugiono.Sementara itu, meski status Gunung Semeru waspada atau level 2, terpantau masih menyimpan ancaman bahaya skunder berupa lahar dingin maupun panas. Apalagi jutaan meter kubik endapan vulkanik erupsi semeru, masih menumpuk di sepanjang hulu hingga hilir Sungai Curah Kobokan.Diharapkan, dengan pemasangan rambu larangan mendekati lokasi kawasan bencana Semeru, warga dan pengunjung mentaati peraturan yang ada.“Adanya rambu ini untuk menghindari jatuhnya korban jiwa, sebab suhu endapan material vulkanik semeru masih cukup panas, “ tambah Sugiono.Muhammad Syahwan | Lumajang, Jawa Timur
Patroli TRC BPBD, Pasang Rambu di Kawasan Erupsi Gunung Semeru
Sabtu, 26 Desember 2020 - 08:46 WIB