Sebuah studi
menunjukkan kanguru memiliki pola interaksi dengan manusia yang mirip dengan anjing atau kuda. Para peneliti Australia dan Inggris mengatakan hal ini terlihat di Acara TV “Skippy”, tentang seorang anak yang berbicara dengan kanguru yang sangat cerdas.Diberitakan The Guardian
pada Rabu (16/12/2020), sebuah studi dari University of Sydney dan University of Roehampton di London menunjukkan kanguru mampu secara sengaja berkomunikasi dengan manusia, menunjukkan tingkat fungsi kognitif yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya.Peneliti memberikan tugas kepada kanguru yakni makanan di dalam kotak yang tidak dapat mereka buka.Salah satu penulis penelitian Dr Alexandra Green, mengatakan alih-alih menyerah ketika mereka tidak dapat membuka kotak, sebagian besar kanguru melihat ke peneliti dan kemudian kembali ke kotak, sebuah gerakan yang diartikan sebagai permintaan untuk bantuan.“Beberapa dari mereka benar-benar mendekatinya dan mulai mencakarnya dan mengendusnya dan kemudian melihat kembali ke kotak itu sehingga mereka benar-benar mencoba untuk berkomunikasi dengannya,” kata Green, dikutip The Guardian .Green mengatakan penelitian tersebut menambah gagasan jika komunikasi antarspesies dapat dipelajari oleh makhluk apa pun dengan kekuatan otak yang cukup.“Awalnya mereka mengira itu adalah sifat yang dijinakkan, tetapi apa yang kami pikirkan adalah alih-alih menjadi sesuatu yang Anda gunakan untuk berevolusi, itu adalah sesuatu yang dapat Anda pelajari mengingat kondisi lingkungan yang tepat. Jadi di lingkungan kebun binatang, di mana mereka ditawan dan di sekitar manusia sepanjang waktu, kami pikir mereka telah belajar untuk mengekspresikan perilaku ini,” jelasnya.Green mengatakan dia berharap penelitian itu juga akan membantu orang Australia mendapatkan lebih banyak rasa hormat terhadap kanguru yang sering difitnah.“Mereka tidak dianggap suka dimanja atau lucu seperti koala, jadi terkadang kanguru mendapat reputasi buruk, ada semacam perbedaan, sementara mereka adalah spesies ikon Australia, pada saat yang sama mereka berlebihan, mereka dimusnahkan dan banyak yang menganggap mereka hama,” terangnya.“Mudah-mudahan, memahami bahwa mereka memiliki keterampilan kognitif yang kompleks ini akan mewakili mereka dalam cahaya yang lebih positif juga,” ujarnya.Green mengatakan penelitian itu tidak berarti siapa pun harus mendekati kanguru di alam liar dengan kotak berisi makanan yang tidak bisa dibuka, dan berharap bisa mengobrol dengan mereka.“Anda tidak harus melakukannya. Anda membaca sedikit tentang kanguru yang menyerang orang, jadi ya, saya tidak akan merekomendasikannya,” ungkapnya.Sementara itu, penulis utama Dr Alan McElligott mengatakan “permintaan bantuan” juga diamati di hewan lain ketika meminta bantuan manusia.Hal ini secara umum hanya berlaku untuk hewan yang telah dijinakkan selama ratusan tahun.“Memang, kanguru menunjukkan pola perilaku yang sangat mirip yang kami lihat pada anjing, kuda, dan bahkan kambing ketika diuji,” ujarnya.Penelitian ini dilakukan dalam skala kecil, yakni berinteraksi hanya dengan 11 kanguru dari berbagai spesies. McElligott mengatakan itu adalah penelitian pertama dari jenisnya yang dilakukan pada marsupial.“Penelitian kami menunjukkan potensi komunikasi referensial yang disengaja terhadap manusia oleh hewan telah diremehkan. Kanguru adalah marsupial pertama yang dipelajari dengan cara ini dan hasil positif seharusnya mengarah pada penelitian kognitif yang lebih banyak di luar spesies peliharaan biasa,” katanya.
Baca Juga :