Terapis Stroke Rela Keliling Kampung di Masa Pandemi Covid-19

terapis stroke keliling kampung
terapis stroke keliling kampung (Foto : )
Fisioterapi stroke biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik kesehatan. Namun, di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, seorang fisioterapi paguyuban stroke rela keliling kampung, mendatangi penderita stroke, untuk diterapi secara gratis.
Sulistyo Widodo, fisioterapis paguyuban stroke ini, rela keliling kampung mendatangi satu persatu penderita stroke. Hal tersebut salah satunya dilakukan di Desa Kesamben, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. Fisioterapi keliling kampung ini selalu ia lakukan, agar penderita stroke yang tidak bisa datang ke rumah paguyuban stroke, bisa tetap melakukan terapi. Dalam kondisi di tengah pandemi, terapis stroke ini tetap menerapkan protokol kesehatan.[caption id="attachment_414193" align="alignnone" width="900"] Sulistyo Widodo dan Winarso Pendiri Paguyuban Stroke Sulistyo Widodo dan Winarso Pendiri Paguyuban Stroke " Obah Sitik Joss" (Foto: ANTV/ Hartono)[/caption]Penyakit stroke terjadi akibat penyumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Stroke diketahui menjadi penyebab kematian tertinggi di berbagai negara setelah serangan jantung dan kanker.Untuk itu, Paguyuban Stroke “Obah Sitik Joss” menjadi harapan hidup bagi penderita stroke, khususnya di Tuban. Paguyuban yang dirintis sejak Desember 2016 lalu ini, didirikan oleh seorang fisioterapis bersama pasiennya. Meskipun fisioterapi ini gratis, namun pelayanan yang diberikan menjadi tujuan utama, sehingga ratusan pasien stroke menahun, kini sudah dapat kembali bekerja, untuk menyambung hidupnya.,Salah satu penderita stroke yang sembuh usai menjalani terapi adalah Ali Tamam. Ia yang sebelumnya lumpuh, kini sembuh 80 persen. Ia berharap Paguyuban Stroke “Obah Sitik Joss” yang dirikan oleh Winarso dengan dukungan seorang fisioterapis bernama Sulistyo Widodo ini, terus berkembang, sehingga menjadi harapan hidup bagi penderita stroke, khususnya di Kabupaten Tuban.“ Saya sakit sudah hampir 8 tahun, terapi sudah 2 tahun hasilnya sangat memuaskan.  Saya sudah bisa beraktivitas lagi dengan baik dan bisa bekerja lagi. Saya senang sekali dan semangat sekali. Yang memberikan semangat  ini yakni Bapak Sulistiyo dan bapak Wianrso, adalah pahlawan bagi kami,” ujar  Ali Tamam, penderita stroke.Bagi Sulistiyo dan Winarso langkah yang mereka lakukan merupakan dorongan rasa kemanusiaan untuk membantu para penderita stroke agar bisa sembuh dari penyakitnya.Sulistyo Widodo, seorang fisioterapi yang mendedikasikan dirinya, sebagai fisioterapis di paguyupan stroke ini, mengaku bekerja secara sosial lantaran panggilan rasa kemanusiaan. Pasalnya, ia melihat penderita stroke, rata-rata sudah patah semangat serta tidak lagi punya harapan hidup.“ Caranya, asien dilakukan pemeriksaan kesehatan, fisioterapi pemanasan dengan lampu infra merah, serta terapi yang lainnya, agar fungsi organ dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Fisioterapi ini tidak dipungut biaya alias gratis, “ ujar Fisioterapis, Sulistyo Widodo.Sejak paguyuban ini diresmikan empat tahun lalu, sedikitnya, 120 pasien kini sudah dapat kembali beraktivitas sebagaimana mestinya.,Hartono | Tuban, Jawa Timur