Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI, membuat alat pelacak bagi pasien covid-19. Tujuannya, agar dapat mengetahui keberadaan pasien, jika ada yang kabur melarikan diri selama masa karantina.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bekerja sama dengan LIPI, membuat gelang pelacak bagi orang yang terpapar virus corona atau covid-19. Dengan adanya gelang ini, jika ada pasien yang kabur dari masa karantina, bisa langsung diketahui dan dilacak keberadaannya."Ada inovasi dari LIPI yaitu ada gelang yang bisa men-tracking orang-orang yang dikarantina. Jadi kalau dia tidak disiplin keluar dari tempat karantinanya, maka sistem komputer di tim akan mencatat dan bisa ditegur, diberi sanksi sesuai peraturan," ujar Ridwan Kamil, di Bandung, Selasa (8/12/2020).Ridwan Kamil mengakui, potensi pasien kabur dalam masa karantina semakin terbuka karena lonjakan kasus positif terus bertambah dari berbagai klaster penularan. Dari data terakhir, terdapat 150 klaster covid-19 penularan di Jawa Barat."Selama ini memang saking banyak tidak bisa mengetahui kalau ada yang sedang karantina tiba-tiba jalan-jalan, ikut-ikut kerumunan dan tentunya membahayakan. Segera saya implementasikan dan ucapkan terima kasih kepada tim LIPI yang sudah menyiapkan," terangnya.Jumlah kasus covid-19 saat ini masih tinggi. Untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: memakai masker, menjaga jarak dan jauhi kerumunan serta mencuci tangan pakai sabun. Viva
Baca Juga :