Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menjadi saksi saat penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo sepulangnya dari Amerika Serikat. Begini ceritanya.
Selain bertugas di KSP, Ali Mochtar Ngabalin juga merupakan sebagai pembina di Komisi Pemangku Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).Oleh karena itu ia diajak Menteri KKP Edhy melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat.Dalam wawancara dengan tvOne, Kamis (26/11/2020), Ngabalin menceritakan perjalanannya selama ikut rombongan KKP ke negeri Paman Sam."Di bandara biasa saja, seperti kita melakukan perjalanan pejabat publik. Selama masa pandemi ini kita harus diswab, mengisi form jadi normal," katanya.Menurut Ngabalin, tujuan utama perjalanan rombongan adalah ke Hawaii. Namun sesuai aturan yang berlaku di sana, setiap orang yang masuk wilayah AS, harus tes swab.Sementara tes swab tidak bisa dilakukan di Hawaii, melainkan di Los Angeles, California, AS."Kebijakan pemerintah Amerika Serikat, semua yang masuk ke Hawaii harus diswab dan swab itu harus melalui Los Angeles," katanya.Setelah diterima Konsulat Jenderal RI di Los Angeles, dan bermalam, baru rombongan terbang lagi ke Hawaii.
Tak Melihat Novel
Menurut Ngabalin, ketika sudah menyelesaikan agenda di Hawaii, rombongan tidak bisa terbang langsung ke Jakarta karena terkait kebijakan penerbangan di sana.Mereka pun harus terbang dulu ke San Fransisco untuk bermalam sebelum pulang ke tanah air.Mereka kemudian pulang dengan menumpang pesawat All Nippon Airways dengan transit di Tokyo, Jepang.Ngabalin juga menceritakan detik-detik saat Menteri Edhy dan rombongan dijemput petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten."Begitu turun dari pesawat masuk garbarata masuk ke terminal, Jadi kalau dibilang ditangkap di pintu pesawat itu tidak benar. Atau saya dibilang ditangkap itu tidak benar," katanya.Saat di terminal, Ngabalin melihat ada yang mendatangi Edhy Prabowo dan memberi penjelasan. Ketika ditanya, petugas itu mengaku dari KPK."Saya memberi apresiasi yang luar biasa kepada KPK karena mereka mengerti psikologi komunikasi," katanya.Ngabalin menyebut saat itu ia tidak melihat penyidik senior KPK Novel Baswedan.Menurutnya, petugas KPK juga meminta bantuannya untuk mengenali orang-orang di rombongan KKP."Abang tolong bantu, mana orang-orangnya," kata Ngabalin menirukan permintaan petugas KPK. Ia pun menunjuk satu persatu orang yang dicari."Saya perlu memperlancar (tugas KPK) karena saya sadar bahwa apa yang dilakukan atas nama undang-undang, atas nama negara," tutur Ngabalin."Karena saya sadar juga Pak Edhy pulang dari tugas pemerintah sebagai pejabat negara. Saya berharap tetap harus dihormati dan dihargai sehingga saya bisa mengkomunikasi antara Pak Edhy dan KPK," katanya lagi.Baca Juga :