Mengintip Bazar Indonesia Saat Pandemi Covid-19 Masih Merajalela di New York

bazar3
bazar3 (Foto : )
Di area Elmhurst, Queens, New York, AS, pada akhir pekan lalu, diaspora Indonesia kembali menggelar bazar kuliner. Pada masa normal, ajang yang digelar Indonesia Food Bazaar New York ini bisa diadakan sebulan sekali. Namun di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan bazar menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pengunjung dilarang makan didalam, harus memakai masker, dan menjaga jarak. Sebelum masuk ke area bazar, semua pengunjung harus melewati pemeriksaan suhu tubuh. Fefe Anggono, kapasitas koordinator Indonesian Food Bazaar (IFB) New York, menjelaskan persyaratan untuk menyelenggarakan bazar di tengah pandemi korona. “Persyaratannya pokoknya eh menjaga, yang paling penting itu mereka melakukan social distancing, menjaga jarak, dan itu kita kasih kayak ini untuk temporary aja karena masih kecil-kecilan jadi kita pake
sneeze guard biar antara between customer sama penjual itu ada…ada jarak gitu,” kata Fefe. [caption id="attachment_404788" align="alignnone" width="900"] Peserta bazar memasang tirai plastik guna mencegah penularan Covid-19 (Foto: VOA Indonesia)[/caption] Agus Prasetio, salah satu penjual makanan di ajang itu mengatakan, ia harus membuat penghalang sendiri agar sesuai dengan kebutuhannya. “Kalo kita kebeneran, kita bikin sendiri karena dari dilihat dari cenderung sizenya pun biasanya kalo mereka jual kan standar yang untuk di office ya. Memang rada rumit karena butuh waktu, butuh ya istiliahnya tenaganya juga dibanding dibeli, tapi kan harganya lebih relatif murah dibanding kita beli di toko gitu,” ungkap Agus. [caption id="attachment_404786" align="alignnone" width="900"] Bazar biasanya digelar sebulan sekali (Foto: VOA Indonesia)[/caption]

Dampak Besar

Sementara Irza Hajati, penjual makanan asal Philadelphia mengungkapkan bagaimana pandemi corona telah memberi dampak yang besar terhadap penjual bazar makanan. “Sebetulnya ini adalah challenge ya, di tengah-tengah pandemic seperti ini kita tetep harus melakukan sesuatu untuk apa eh…Cari uang kasarannya tapi dengan aturan yang sudah ditetapkan," katanya. "Sekarang selain kita stay disini kita juga melakukan delivery, jadi mereka bisa contact kita sebelumnya, beberapa hari sebelumnya, mereka bisa delivery dengan jumlah tertentu,” jelas Irza. Makanan yang dijual di bazar ini  adalah makanan khas Indonesia seperti kentang ati, sate ayam, dan es doger. Harganya pun sangat terjangkau. [caption id="attachment_404785" align="alignnone" width="900"] Peserta bazar sibuk melayani pembeli (Foto: VOA Indonesia)[/caption] Selain warga negara Indonesia, warga AS juga datang mengunjungi bazar ini. Salah satunya adalah Taniva Scanterbury dan Shaakira Fields. Mereka mengaku baru pertama kali mencicipi makanan Indonesia. “Sejauh ini semuanya kelihatan enak dan saya datang untuk mencoba dan melihat apa yang sesuai selera dan seterusnya. Bahkan rasanya enak,” ungkap Scanterbury. RC Horstman dan Juton Horstman juga datang ke bazar ini walaupun tidak menetap di Queens. “Kami tinggal di Bronx dan hari ini kami pergi jauh-jauh sampai ke Queens untuk datang kesini. Iya, semuanya sangat bagus. Saya senang kami datang kesini. Kami akan kembali bulan depan,” kata mereka. Rencananya, bazar ini akan diadakan rutin sebulan sekali. Tentunya dengan standar protokol sesuai peraturan kota New York. VOA Indonesia