Kabar mengejutkan datang dari Kabul, ibu kota Afghanistan. Pasalnya Sabtu (21/11/2020) waktu setempat, kota tersebut mengalami serangan bertubi-tubi.
Seperti dilansir dari Al Jazeera yang dikutip dari rri.co.id, serangan itu menyebabkan 8 orang tewas dan 31 lainnya luka-luka.Juru bicara kementerian dalam negeri, Tariq Arian mengatakan, ledakan tersebut terjadi akibat ulah teroris. Mereka memasang roket di truk kecil dan meledakkannya.Ia juga menambahkan, penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui bagaimana kendaraan itu masuk ke dalam kota tanpa terdeteksi.Bahkan, beberapa warga sempat merekam proyektil yang diluncurkan dan mempostingnya di media sosial.Dari gambar yang beredar di Facebook, terlihat mobil rusak dan lubang di sisi bangunan.Tetapi menanggapi hal ini, Taliban membantah terlibat dalam serangan ini dan mengatakan tidak menembak membabi buta ke tempat umum."Serangan roket di kota Kabul tidak ada hubungannya dengan mujahidin Imarah Islam," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.Sementara, Kementerian menjelaskan beberapa ledakan kecil juga dilaporkan Sabtu pagi. Termasuk satu ledakan yang menghantam mobil polisi, yang menyebabkan satu polisi tewasdan melukai tiga lainnya.Dalam enam bulan terakhir, Taliban melakukan 53 serangan bunuh diri dan 1.250 pemboman yang menewaskan 1.210 warga sipil. Serta melukai 2.500 lainnya, kata Arian pekan ini.Awal bulan ini, beberapa pria bersenjata menyerbu kampus Universitas Kabul dan menewaskan sedikitnya 35 orang sebagian besar mahasiswa. Serta melukai lebih dari 50 lainnya.Serangan itu diklaim oleh ISIS tapi pemerintah Afghanistan mengatakan jaringan Haqqani ultra-kekerasan Taliban yang bertanggung jawab.Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pada Jumat malam bahwa Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan bertemu dengan negosiator.Pertemuan diatur dari Taliban dan pemerintah Afghanistan di Qatar pada hari Sabtu.Presiden AS Donald Trump telah berulang kali berjanji untuk mengakhiri perang selamanya termasuk di Afghanistan.Perang di Afghanistan menjadi konflik terpanjang di Amerika Serikat yang dimulai dengan invasi untuk mengusir Taliban setelah serangan 11 September 2001.
Baca Juga :