Belakangan ini, kasus Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng) terus mencatatkan peningkatan kasus positif virus corona.
Kedua provinsi tersebut, selalu berada di urutan tertinggi penambahan kasus Covid-19 selain provinsi DKI Jakarta.Bahkan beberapa waktu lalu, tepatnya 15 November 2020, Jawa Tengah mencatat penambahan kasus Covid-19 mencapai 1.071 kasus.Disusul Jawa Barat dengan penambahan kasus 309. Sementara laporan per Selasa (17/11/2020), ada 652 kasus Covid-19 yang dilaporkan di Jawa Tengah, sedangkan Jabar mencatat 648 kasus.Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah menjelaskan ada beberapa penyebab kasus Covid-19 dilaporkan meningkat. Salah satu penyebabnya adalah, tren kasus peningkatan pasca libur panjang."Pertama dari muncul-munculnya klaster baru, kalau di Jawa Barat ini sumbangsihnya berasal dari klaster industri, ini memang kita pantau banyak terjadi," kata dr Dewi dalam keterangan pers yang berlangsung di BNPB , Rabu (18/11/2020)."Yang kedua Jateng dan Jabar menunjukkan kasus COVID-19 yang (naik) signifikan pasca libur panjang, karena sebenarnya Jateng dan Jabar ini destinasi favorit untuk orang libur panjang. Jadi, ini beberapa hal yang kita lihat," jelasnya.Selain itu, juga mengungkap, angka positivity rate di kedua provinsi tersebut meningkat. Artinya, laju penularan COVID-19 di kedua provinsi tersebut mengalami peningkatan.Begitu juga dengan angka kasus aktif di provinsi DKI Jakarta yang saat ini justru berkurang dan menempati urutan ketiga. Sementara, Jawa Barat dan Jawa Tengah menduduki urutan pertama dan kedua."Data pada tanggal 31 Oktober, DKI Jakarta sampai 10.000 kasus aktif, tapi data pada 14 November menyimpulkan bahwa DKI Jakarta menempati urutan ketiga dengan angka 6.379," papar dr Dewi."Namun, yang kita lihat disini Jawa Barat menjadi peringkat pertama, terjadi kenaikan cukup signifikan. Jadi bukannya turun malah naik jadi 10 ribu. Hal yang sama terjadi juga di Jawa Tengah, dimana Oktober hanya peringkat keempat, sekarang jadi peringkat kedua di angka 7 ribuan kasus," sambungnya.
Baca Juga :