Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin meyakini pertumbuhan ekonomi nasional akan kembali membaik pada 2021. Angka pertumbuhan berada pada kisaran 4 persen hingga 5 persen.
Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin menyebut krisis ekonomi saat ini akibat pandemi covid-19 sangat berbeda dengan krisis ekonomi yang pernah terjadi sebelumnya.Ia menjelaskan jika dalam krisis ekonomi sebelumnya, dampak pada sektor riil terjadi secara tidak langsung disebabkan karena faktor likuiditas dari sektor keuangan, tetapi dalam krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi covid-19, justru sektor riil terdampak lebih dahulu.“Di sektor rumah tangga, masyarakat mengurangi atau menunda aktivitas ekonomi seperti konsumsi, kecuali konsumsi untuk bahan pokok,” ujar KH. Ma’ruf Amin di rumah dinas Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Rabu (18/11/2020).Lebih jauh ia memaparkan, pelambatan ekonomi di sektor rumah tangga ini, kemudian berdampak pada sektor korporasi di mana terjadi pengurangan aktivitas produksi dan investasi yang berimbas pada pengurangan tenaga kerja."Dampaknya makin berat karena daya beli masyarakat juga akan berkurang sehingga pelambatan ekonomi tidak bisa dihindari. Inilah yang mengakibatkan terjadinya krisis di sektor riil,” terangnya. Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa krisis di sektor riil ini perlu ditangani dengan sungguh-sungguh untuk menghindari penularan krisis ke sektor finansial.“Bila terjadi krisis ganda, yakni krisis di sektor riil dan krisis di sektor finansial, maka pemulihan akan menjadi lebih panjang,” prediksinya.Beranjak dari pemikiran ini, KH. Ma’ruf Amin menegaskan bahwa pemerintah berupaya keras untuk mencegah krisis di sektor riil agar tidak menjalar menjadi krisis di sektor finansial.“Pada awal masa pandemi covid-19, dengan cepat pemerintah melakukan refocusing dan realokasi APBN Tahun 2020,” tuturnya.Orang penting nomor dua di Indonesia ini menguraikan bahwa pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp695,2 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).Rinciannya, untuk penanganan kesehatan Rp97,26 triliun, perlindungan sosial Rp234,33 triliun, untuk dukungan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) Rp114,81 triliun.
Lalu, untuk dukungan korporasi Rp62,22 triliun, insentif usaha termasuk pengurangan pajak Rp120,6 triliun serta untuk dukungan kepada pemerintah daerah dan sektoral dialokasikan Rp 65,97 triliun.“Dari jumlah tersebut, lebih dari Rp411 triliun atau lebih dari 60 persen dialokasikan untuk menjaga tingkat kesejahteraan rumah tangga, usaha mikro dan kecil dan korporasi. Selain itu juga diberikan berbagai insentif lainnya termasuk keringanan pajak yang jumlahnya lebih dari Rp 120 tiliun,” urainya.Semua upaya yang dilakukan termasuk mengalokasikan anggaran dalam jumlah yang sangat besar tersebut, terang Wapres, diharapkan dapat menjadi stimulus ekonomi untuk mencegah terjadinya krisis di sektor finansial yang sampai saat ini masih terkendali.“Seluruh upaya yang telah dan sedang dilakukan pemerintah membuahkan sebuah optimisme. Angka pertumbuhan ekonomi (year on year) nasional triwulan III tahun 2020 sebesar -3,49 persen, yang lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan II sebesar -5,32 persen,” tandasnya.Untuk itu, Wapres meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi nasional akan kembali membaik pada 2021.“Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 akan kembali berada pada kisaran 4 persen sampai dengan 5 persen,” pungkas Wapres.
Baca Juga :