Mesut Ozil tak tinggal diam melihat perseteruan yang terjadi di antara Pierre-Emerick Aubameyang dan Toni Kroos. Secara terang-terangan, Ozil memberi dukungan untuk rekan setimnya di Arsenal.
Toni Kroos dan Pierre-Emerick Aubameyang terlibat adu argumen soal pemakaian topeng saat melakukan selebrasi gol. Dilansir dari Eurosport , Kroos menganggap hal yang biasa dilakukan Aubameyang itu merupakan sesuatu yang kurang baik untuk ditiru.“Aubameyang pernah merayakan gol dengan menggunakan topeng. Hal itu tidak memberikan kesan bagus. Saya rasa hal itu tidak membuatnya menjadi panutan yang baik. Tidak masuk akal,” kata Kroos.Aubameyang pun telah menjelaskan bahwa selebrasi semacam itu ia lakukan agar anak-anak merasa terhibur. Pernyataan Aubameyang tak hanya mendapat dukungan dari para penggemar, namun juga dari rekan setimnya, Mesut Ozil.Lewat akun Twitternya, Ozil mengunggah video dalam format gif, yang memperlihatkan Aubameyang tengah merayakan gol sambil mengenakan topeng Black Panther. “Selebrasi gol terbaik @Aubameyang7,” kicau Ozil.https://twitter.com/AfcKiko/status/1327023144704598017Unggahan Ozil itu kemudian mendapat beragam respons dari netizen. Salah satu netizen bahkan mengatakan Ozil membuat pernyataan tersebut dari lubuk hatinya yang paling dalam karena mantan pemain Timnas Jerman itu juga pernah mendapat komentar pedas dari Kroos.Melansir The Guardian, pada 2018 silam Kroos memberi komentar pedas terkait keputusan Ozil untuk mengundurkan diri dari Timnas Jerman. "Pada dasarnya Mesut adalah pemain internasional yang baik dan sebagai pemain dia pantas mendapatkan kepergian yang lebih baik. Tapi cara dia mengundurkan diri tidak bisa diterima," ujar Kroos kala itu."Bagian-bagian dalam pernyataannya sayangnya dibayangi oleh hal yang jauh lebih tidak masuk akal. Saya pikir dia tahu betul bahwa rasisme di dalam tim nasional dan DFB tidak ada," lanjut Kroos.Seperti diketahui, Ozil mengundurkan diri dari Timnas Jerman pada Juli 2018 setelah tersingkir dari babak penyisihan grup Piala Dunia. Dia mengatakan dia telah menghadapi "serangan rasisme dan rasa tidak hormat" karena akar Turki-nya.
Baca Juga :