Luna Maya bikin viral Brown Canyon. Bukit bekas galian batu yang terbentuk akibat gerusan buldoser selama beberapa tahun. Menarik untuk menjadi latar belakang foto seperti yang dilakukan Luna Maya. Penasaran?
Jagat medsos pekan ini ramai merepost foto dari akun Instagram milik Luna Maya. Artis cantik yang lagi keranjingan genjot sepeda ini
nggowes di Kota Semarang. Tak hanya jalan raya, tapi juga melahap jalur pinggiran.
Di akun @lunamaya, ia membagikan fotonya saat berpose di Kota Lama dan Lawang Sewu. Ada juga saat ia genjot sepeda berlatar belakang hutan jati.
Nah, yang juga banyak direpost dan dikomen adalah posenya di samping mobil dengan latar belakang bukit cadas mirip Grand Canyon di Amerika Serikat. Brown Canyon namanya. Lokasinya di Meteseh, Tembalang, Semarang.
[caption id="attachment_399119" align="alignnone" width="900"] Foto: Instagram @lunamaya[/caption]
Di kalangan traveler dan pemburu selfie, bukit itu populer dengan nama Brown Canyon. Bedanya kalau Grand Canyon terbentuk karena gerusan air dan angin selama berabad-abad, maka Brown Canyon terbentuk akibat gerusan buldoser selama beberapa tahun saja.
[caption id="attachment_399121" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
"Memang sih kalau melihat kondisinya secara lingkungan ya begitulah, tapi kalau buat foto jarang ada tempat yang begini," kata Hesti, asal Semarang.
"Penasaran karena lihat IG nya Luna Maya mejeng foto di sini, trus bareng sama teman-teman ke sini, sama juga pengen foto dengan latar tebing," timpal Reina.
Brown Canyon sempat jadi kontroversi. Di satu sisi dianggap merusak lingkungan dan menghancurkan sumber air. Namun di sisi lain itu adalah sumber pendapatan masyarakat sekitar. Mulai dari menjual hasil tambang galian tanah dan batu, hingga menyerap tenaga kerja baik tukang batu hingga teknisi alat berat.
Juga, beberapa kalangan justru memanfaatkan kondisi alam yang sangar itu untuk lokasi pembuatan iklan, hingga dieksploitasi para pemuja selfie untuk mejeng dan ramai-ramai mempostingnya di media sosial.
Dulu lokasi ini adalah sebuah bukit. Ketinggiannya sekitar 100 meter. Itu bisa dilihat dari sisa gerusan mirip tugu tinggi yang kini jadi ikon Brown Canyon. Di pucuknya tumbuh pohon kecil yang kini jadi sarang burung elang.
Bertahun-tahun tanah dihajar Buldoser, digerus Backhoe, hingga akhirnya sebagian rata. Sebagian lain jadi tebing.
Nah, yang kemudian jadi daya tarik adalah sisa gerusan pada tebing membentuk ornamen garis-garis horisontal dan melengkung mirip gerusan batu yang ada di Grand Canyon, Amerika Serikat sana.
[caption id="attachment_399127" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Banyak yang datang ke sini untuk melihat, foto, jalan-jalan, atau sepedaan. Bahkan para penggemar trabas atau motor trail menjadikan area ini untuk latihan. Padahal kondisinya sangat rawan. Apalagi hingga kini masih banyak truk hilir mudik mengangkut tanah dan batu.
Pemilik diam saja? Sepertinya. Tapi bisa juga saja tidak. Karena ada orang di situ yang entah atas perintah pemilik atau warga yang memanfaatkan situasi, menarik uang pada pengunjung untuk ongkos parkir.
[caption id="attachment_399123" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Lepas dari berbagai macam kontroversi, dari sisi fotografis tebing-tebing di Brown Canyon memang eksotis.
Biasanya para pemburu foto datang sore hari, karena siluet tebing dengan latar belakang langit jingga membuat hasil foto jadi menawan.
Teguh Joko Sutrisno | Semarang, Jawa Tengah
Baca Juga :