Masih Punya Waktu 75 Hari Berkuasa, Trump Masih Bisa “Seenak Udel”

bebek cacat
bebek cacat (Foto : )
Berdasarkan konstitusi AS, presiden baru tidak dapat dilantik hingga 20 Januari, yang berarti Trump masih memiliki sekira 75 hari dengan kekuasaan tanpa batas. Jangka waktu itu dapat dia gunakan balas dendam atau membuat kebijakan yang berpotensi menyebabkan kekacauan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya tinggal menghitung hari untuk keluar dari Gedung Putih setelah kekalahannya dari Joe Biden dalam Pemilihan Presiden AS (PIlpres AS). Banyak yang menyebut Presiden AS petahana dalam posisi Trump sebagai  lame duck  atau bebek cacat.Namun, media AS justru mengkhawatirkan label "bebek cacat" bagi Trump dalam analisa mereka. Pasalnya, meski kalah dalam Pilpres, menurut konstitusi AS, presiden baru tidak dapat dilantik hingga 20 Januari, yang berarti Trump masih memiliki sekira 75 hari dengan kekuasaan tanpa batas.Jangka waktu itu dapat dia gunakan untuk berbagai hal, termasuk membalas dendam, membuat kebijakan yang berpotensi menyebabkan kekacauan, atau memberi penghargaan kepada para pendukungnya di hari-hari terakhirnya menjabat. Alih-alih menjadi "bebek lumpuh", presiden yang kalah pilpres ini masih leluasa untuk melakukan tindakan yang berbahaya bagi musuh-musuh AS.Menurut analisa 
Axios , setelah kalah pilpres, tidak ada kendala pada kekuasaan presiden biasa antara pemilu dan pelantikan. Dia akan memiliki kekuatan yang hampir tak terbatas untuk memberi penghargaan kepada teman-temannya, menyelesaikan masalah dengan sekutunya selama hari-hari terakhirnya di kantor.The Washington Post memuat tulisan; "Amerika Serikat kini ini dalam bahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya dari seorang eksekutif yang marah dan tidak tertekan yang akan menjabat hingga 20 Januari, hari pelantikan Joe Biden.""Trump dapat melakukan kerusakan yang tak terhitung dengan tindakan di hari terakhir, mulai dari memecat pejabat senior yang cakap di komunitas intelijen dan keamanan nasional hingga memberikan pengampunan kepada rekan-rekan kriminalnya," diberitakan  The Washington Post