KROSCEK: Video Wanita Berjilbab di Prancis Marak Jadi Korban Kekerasan

fi
fi (Foto : )
Muncul di media sosial sebuah video yang diklaim sebagai aksi kekerasan terhadap wanita berjilbab yang semakin marak di Prancis.
Beredar ramai di media jejaring sosial Facebook dari akun atas nama Toto Aryoto Suswanto, yang menggugah video pada 3 November 2020. Video berdurasi 2 menit 17 detik ini berupa gabungan video kekerasan terhadap wanita, salah satu bagian video  memperlihatkan aksi kekerasan seorang pria terhadap seorang wanita di tempat umum. Aksi yang dilakukan pria tersebut memukul dari belakang dengan tangan kanannya ke arah belakang leher sang wanita saat tengah berjalan di pedestrian jalan. Akibatnya sang wanita terjatuh dan langsung pingsan tak bergerak. Pemilik akun menyantumkan status unggahannya dengan menulis:
“Hati2 skrg bagi yg berjilbab di LN terutama di perancis, diserang dimana mana dlm situasi sdg berjalan, berbelanja, di bank, di taman, dll.” [caption id="attachment_396365" align="alignnone" width="500"] Postingan akun Toto Aryoto Suswanto (Screenshot Facebook)[/caption] Unggahan video ini mendadak ramai dan menjadi sorotan publik. Sejak diposting video telah mendapat respon sebanyak 614 reaksi, 11 komentar dan telah dibagikan sebanyak 2.800 kali oleh pengguna Facebook lainnya. Kemudian benarkah video ini merupakan video kekerasan bagi yang berjilbab di luar negeri terutama di Prancis, seperti diklaim akun Toto Aryoto Suswanto? Berikut krosceknya. Penelusuran Kroscek ANTVklik, lewat tangkapan layar cuplikan video dan mengkroscek dipencarian gambar reverse image, pencarian teratas ditemukan gambar tangkapan layar yang identik dengan video mengarah ke artikel situs berbahasa asing theguardian.com berjudul “How an online neighbourhood watch could help tackle violent crime” yang dimuat pada 23 November 2012 silam. Dalam artikelnya, theguardian menyebut reaksi media sosial terhadap video penyerangan terhadap remaja di London Timur menunjukkan bagaimana video dapat menjadi alat yang berguna bagi polisi Media sosial di London Inggris minggu lalu ramai menyoroti sebuah video yang menunjukkan serangan yang memuakkan dan tidak beralasan terhadap seorang gadis berusia 16 tahun di Plaistow, London Timur. Rekaman CCTV menunjukkan seorang pria mendekati gadis itu dari belakang dan memukul kepalanya dengan sangat keras sehingga dia terbang di udara, sebelum mendarat tanpa bergerak di tanah. Rekaman itu menjadi viral bersama dengan video penyerang, dan penangkapan telah dilakukan. Untungnya, gadis itu lolos dengan luka minimal dan dikatakan dapat mengatasi masalah dengan baik. (Link artikel: https://www.theguardian.com/commentisfree/2012/nov/23/attack-east-london-teenager-internet-tackle-crime) Penelusuran update berita ini, masih di situs theguardian.com, pada 25 Februari 2013, theguardian memuat berita berjudul “East London man jailed for random attacks on teenage girl and student” artikel ini memuat berita siapa pelaku aksi kekerasan tersebut. Seorang pria bernama Michael Ayoade dijatuhi hukuman empat tahun penjara atas dua penyerangan tanpa alasan di Plaistow yang terekam di CCTV. Michael Ayoade, 35, dari Plaistow, London timur, tertangkap kamera sedang melakukan serangan tanpa motivasi. Menjatuhkan hukuman di pengadilan mahkota London Dalam, Hakim Roger Chapple mengatakan bahwa itu adalah "serangan keji dan tidak beralasan terhadap wanita muda yang sendirian". Dia mengatakan Ayoade merupakan ancaman yang dapat menyebabkan cedera serius bagi wanita. Setelah melihat CCTV dari kedua serangan tersebut, hakim berkata: "Gambar-gambar ini memang bernilai ribuan kata. Rekaman tersebut menangkap kekerasan yang mengejutkan dari serangan-serangan ini. (Link artikel: https://www.theguardian.com/uk/2013/feb/25/east-london-man-jailed-attacks) Dari kroscek dan penelusuran, video yang diunggah akun Toto Aryoto Suswanto dan diklaim sebagai penyerangan terhadap wanita berjilbab di luar negeri terutama Prancis, baru-baru ini, adalah tidak benar alias hoaks. Faktanya salah satu video bukanlah kejadian di Prancis melainkan peristiwa lama tahun 2012 di London. Mengacu jenis hoaks dari First Draft, informasi termasuk kategori falsecontext atau konteks yang keliru. False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. False context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.