Kejaksaan Agung Azerbaijan, mengungkap tujuh dari 21 warga sipil yang tewas akibat serangan roket militer Armenia adalah satu keluarga. Ketujuh orang yang tewas ini bahkan meninggalkan empat anak kecil yang lolos dari peristiwa maut tersebut.
Aksi biadab pasukan Angkatan Bersenjata Armenia kembali terbukti, saat menghujani pemukiman sipil di kota Barda, Azerbaijan, Rabu 28 Oktober 2020 dini hari waktu setempat. Laporan menyebut, ada satu keluarga yang tewas akibat serangan artileri militer Armenia.Menurut laporan Trend.az yang dikutip VIVA Militer, ada 21 warga sipil Azerbaijan yang tewas akibat serangan membabi buta militer Armenia. Sementara itu, diperkirakan lebih dari 70 orang lainnya mengalami luka-luka. Baca juga: https://www.antvklik.com/headline/pasukan-azerbaijan-bergerak-cengkram-jantung-kota-vital-nagorno-karabakh "Akibat serangan teroris, penembakan yang terus menerus dilakukan Angkatan Bersenjata Armenia atas pimpinan militer-politik negara ini, seluruh anggota tujuh keluarga Azerbaijan tewas, empat anak kehilangan kedua orang tuanya," bunyi pernyataan Kejaksaan Agung Azerbaijan.VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, serangan ini menyita perhatian Amnesti Internasional yang ikut mengecam tindakan militer Armenia. Direktur Amnesti Internasional untuk kawasan Eropa Timur, Marie Struthers, menyatakan aksi militer Armenia sangat kejam dan tak berprikemanusiaan.Tak cuma itu, Amnesti Internasional juga geram dengan aksi militer Armenia yang menggunakan munisi tandan, roket 9M55 (BM-30) Smerch, yang sebenarnya dilarang digunakan dalam perang."Penembakan munisi tandan ke wilayah sipil itu kejam dan sembrono, serta menyebabkan kematian, cedera, dan kesengsaraan yang tak berujung," ujar Marie Struthers, Direktur Amnesti Internasional untuk Eropa Timur dan Asia Tengah seperti dikutip dari laman VIVA Militer dari Anadolu Agency.
Baca Juga :