Kopeng Surga Wisata Belanja Sayur Murah dan Segar

Kopeng Surga Wisata Belanja Sayur Murah dan Segar
Kopeng Surga Wisata Belanja Sayur Murah dan Segar (Foto : )
Kopeng yang berada di lereng Gunung Merbabu. Udaranya sejuk, hasil buminya berlimpah. Kini bahkan menjadi surga wisata belanja selain wisata alam keluarga.
Kopeng itu sebuah desa di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Tapi nama Kopeng lebih familiar di telinga sebagai salah satu destinasi wisata favorit. Khususnya bagi mereka yang hobi mborong oleh-oleh sayur, buah, hasil bumi, dan tanaman hias. [caption id="attachment_393494" align="alignnone" width="900"]Kopeng Surga Wisata Belanja Sayur Murah dan Segar Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Posisi Kopeng yang berada di lereng Gunung Merbabu, membuat tanahnya subur. Hampir semua penduduk Kopeng adalah petani. Hasil panen yang melimpah sebagian dikirim ke berbagai pasar di Salatiga dan Magelang. [caption id="attachment_393497" align="alignnone" width="900"]
Kopeng Surga Wisata Belanja Sayur Murah dan Segar Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Sebagian lainnya dijual ke kios-kios di kawasan wisata Kopeng. Inilah yang kemudian diserbu wisatawan untuk belanja oleh-oleh khas Kopeng. [caption id="attachment_393500" align="alignnone" width="900"]Kopeng Surga Wisata Belanja Sayur Murah dan Segar Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Ya, Kopeng selain jadi rujukan wisata alam, juga surga wisata belanja. Ada dua tempat yang yang cukup ramai untuk memborong sayur dan buah. Yang pertama di Taman Wisata Kopeng, yang kedua di jalur antara Kopeng menuju Salatiga. Tepatnya di depan SPBU Kopeng. [caption id="attachment_393505" align="alignnone" width="900"]Kopeng Surga Wisata Belanja Sayur Murah dan Segar Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Komoditas yang dijual ditata begitu apik sehingga menarik minat wisatawan untuk membeli. Jenis sayurnya antara lain selada, wortel, kubis, brokoli, pakcoy, tomat besar, dan lain-lain. Jika di supermarket jenis itu tergolong mahal. Kalau di sini bisa borong sepuasnya karena harganya murah. [caption id="attachment_393507" align="alignnone" width="900"]Kopeng Surga Wisata Belanja Sayur Murah dan Segar Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Komoditas hasil bumi yang jadi trademark Kopeng adalah labu. Kalau orang sini menyebutnya waluh. Ukurannya besar-besar. Waluh sangat awet disimpan untuk cadangan makanan. Bisa dibuat kolak, bisa juga direbus dan dibuat gethuk. Labu jenis yang lain juga menggoda. Warnanya orange menyala. Kalau buah, yang paling banyak adalah jeruk batu. Ukurannya besar-besar dan rasanya manis tanpa asam. Jeruk ini cara makannya tidak dikupas, tapi dibelah, atau diperas jadi minuman segar. Di kawasan wisata belanja, wisatawan juga bisa menikmati aneka kuliner khas Kopeng yang rata-rata hangat. Ini untuk menetralisir hawa dingin pegunungan. Antara lain wedang ronde, sekoteng, jagung rebus, sate kelinci, dan bakso. [caption id="attachment_393509" align="alignnone" width="900"]Kopeng Surga Wisata Belanja Sayur Murah dan Segar Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Rata-rata wisatawan yang mampir ke sini membeli sayur dan buah khas Kopeng dalam jumlah banyak. "Ya mumpung di sini, harganya murah, dan masih segar-segar. Buat stok di rumah, kebetulan kita ini keluarga yang doyan sayur ya, apalagi lalapan," kata Endah (52), warga Semarang. Kalau Agung (49) lain lagi. Pria yang juga dari Semarang ini punya hobi belanja. Kemana-mana ia suka memborong sayur dan buah. Selain untuk dikonsumsi sendiri, juga untuk dibagikan ke saudara dan tetangga sebagai oleh-oleh. "Mantep kalau kasih oleh-oleh begini, bisa kasih banyak banyak tapi murah. Lha ini wortel aja cuma 3 ribu per kilo, sudah bersih dan masih ada daunnya. Kan asik ngasihnya ke tetangga. Brokoli juga, harganya bisa separo lebih murah daripada di pasar kota, apalagi pedagang sayur keliling," ungkapnya. Tertarik? Mumpung libur panjang, ke sini aja. Dari Salatiga cuma setengah jam lho. Tapi tetap jaga protokol kesehatan ya. Yuk, wisata belanja! Teguh Joko Sutrisno | Kabupaten Magelang, Jawa Tengah