Studi terbaru di Inggris menunjukkan, antibodi tubuh melawan Covid-19 menurun cepat selama musim panas. Temuan ini menunjukan, kekebalan terhadap virus itu mungkin tak bertahan lama.
Dalam studi tentang antibodi yang dilakukan Imperial College London dan diterbitkan pada Selasa (27/10/2020). Lebih dari 365.000 orang Inggris yang jadi relawan pada tes yang digelar antara 20 Juni dan 28 September 2020.Dalam tes itu, para relawan diambil sampel darahnya untuk dianalisa. Hasilnya, jumlah orang yang dites positif memiliki antibodi selama masa studi itu, yaitu dari hampir 6 persen menjadi 4,4 persen.Temuan itu mengindikasikan kemungkinan adanya penurunan kekebalan populasi menjelang gelombang kedua pandemi Covid-19 di Inggris yang telah memaksa penutupan wilayah dan berbagai pembatasan lokal.Kepala Departemen Penyakit Menular Imperial College London, Wendy Barclay mengatakan, pihaknya yakin mengenai apa yang mereka ketahui dari penurunan antibodi tersebut.“Berdasarkan bukti yang seimbang, saya bisa katakan dengan apa yang kita ketahui tentang virus-virus corona lainnya, bahwa tampaknya kekebalan menurun pada tingkat yang sama dengan penurunan antibodi. Dan ini merupakan indikasi penurunan kekebalan pada tingkat populasi,” katanya.Para peneliti mengatakan, kesimpulan penelitian mereka telah memperkuat kebutuhan akan vaksin untuk mengendalikan virus corona secara efektif. VOA Indonesia
Baca juga:
Ada enam vaksin Covid-19 yang dikembangkan di Indonesia, tercepat EijkmanBaca Juga :