TNI: Amunisi Milik Polri Itu Canggih dan Mematikan

senjata brimob
senjata brimob (Foto : )
www.antvklik.com- Sebanyak 5.932 amunisi dan jenis senjata lain yang dibeli Polri memiliki kecanggihan yang luar biasa. Selain mematikan, amunisi milik Polri tersebut memiliki kemampuan yang mematikan yang dasyat. [caption id="attachment_39272" align="alignleft" width="225"]
Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto [/caption] Kepala Pusat Penerangan (kapuspen) TNI Mayor Jenderal Wuryanto mengatakan amunisi milik Polri mempunyai radius mematikan 9 meter dan jarak tembak mencapai 400 meter.” Amunisi tersebut juga memiliki keistimewaan lain, saat ditembakkan amunisi akan meledak dua kali.Ledakan kedua akan melontarkan pecahan tubuh granat berupa logam kecil yang melukai dan mematikan sasaran tembak,”kata Mayjen Wurwanto. Selain itu, jenis granat yang dibeli Polri ini juga bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14-19 detik lepas dari laras.  Sesuai katalog yang menyertai ada sejumlah 5.932 amunisi dalam 71 koli milik POLRI yang diimpor dari Bulgaria.  Pada  Senin malam lalu, amunisi milik Polri ini sudah dipindahkan ke gudang Mabes TNI. Wuryanto juga mengatakan,  TNI bahkan tidak mempunyai senjata seperti ini. ” Amunisi seperti ini biasanya ditujukan untuk menghancurkan kubu lawan.Jadi ini luar biasa. TNI sendiri hingga saat ini tidak mempunyai senjata sejenis itu atau kemampuan seperti itu," katanya. Sedangkan dalam penyimpanan amunisi ini TNI hanya menegakkan aturan yang berlaku, serta mengantisipasi potensi ancaman keamanan. Menurut Kapuspen, sesuai aturan, lembaga non militer tak boleh memiliki amuniasi kaliber ini. "Bahwa amunisi untuk standar militer diatas 5.56 mm non militer dibawah itu. Jadi  kami sebetulnya menerapkan aturan saja."
Penyimpanan amunisi oleh TNI ini berlangsung hingga adanya peraturan yang sedang dibuat oleh pemerintah. “Dalam hal ini, TNI bertanggung jawab terhadap amunisi selama penyimpanan, menjamin keamaan munisi tersebut karena tni mempunyai standart keamanan” Sementara mengenai senjata sudah dibawa oleh pihak kepolisian, senjata tersebut menggunakan peluru tajam juga bisa digunakan untuk granat asap maupun gas air mata. Menyelesaikan polemik ini, Menkopolhukam, Wiranto, menggelar rapat koordinasi terkait polemik pengadaan senjata.Salah satu keputusannya adalah, Sebanyak 280 pucuk senjata milik Brimob yang masih tertahan di Bandara Soekarno Hatta  dilepaskan. Menurut Menko Polhukam Wiranto, ratusan senjata senjata milik Brimob tersebut tertahan di Gudang Kargo, karena membutuhkan rekomendasi dari Badan Intelejen Strategis TNI, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan segera mengeluarkan rekomendasi. "Untuk pengadaan (senjata) 40x46 yang masih tertahan di Soetta, akan segera dikeluarkan rekomendasi dari Panglima,"katanya. Meski demikian menurut Wiranto, amunisi tajam yang juga datang bersamaan dengan senjata, harus dititipkan ke Gudang mabes TNI. Sementara amunisi asap dan gas air mata dikeluarkan bersama senjata senjata milik Brimob yang diimpor dari Bulgaria tersebut. Impor senjata yang dilakukan Polri untuk Brimob sebelumnya mengundang kontroversi. Apalagi,  Panglima TNI menyebut ada institusi di luar militer yang mengimpor senjata dengan mengatasnamakan ijin presiden. Senjata Polri yang diperuntukkan untuk Brimob lantas tertahan di penyimpanan kargo Bandara Soekarno-Hatta. Senjata yang berjumlah 280 pucuk Arsenal Stand Alone Grenade Launcher diketahui diimpor dari Bulgaria. Lelang senjata Brimob ini di menangkan PT Mustika Dutamas yang beralamat di Jalan Raden Saleh Raya No 53, Jakarta Pusat. Amunisi granat berukuran 40x46 mm di pagu anggaran tercatat sebesar Rp24 miliar. Sementara untuk sen -jata SAGL Kal 40x46 mm dalam pagu anggaran tercantum Rp25 miliar.   Demikian Laporan Helene Sienca dan Yogi Pramundika dari Jakarta