Wingko wijen kini makin populer dan digemari. Camilan anti mainstream ini telah menjadi bagian dari kekayaan jajanan jalanan Kota Semarang.
Wingko Semarang umumnya berbentuk bundar agak tebal. Rasanya beragam, dari original kelapa sampai coklat, keju, pandan, atau nangka.
Namun, tren kuliner sekarang berkembang sangat variatif. Wingko pun demikian.
Wingko adalah kue tradisional berbahan utama beras ketan dan kelapa parut. Wingko asal mulanya dari daerah Babat Lamongan Jawa Timur. Lalu orang Semarang juga membuat dan kemudian menjadi salah satu trademark kuliner di ibukota Jawa Tengah ini.
Salah satu perajin di Semarang membuat wingko wijen. Bentuk tidak bulat, tapi kotak dan lebih tebal. Toppingnya ditaburi biji wijen, maka disebut wingko wijen. Tampilannya berkesan trendy karena mirip-mirip brownies.
[caption id="attachment_389909" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Adalah Evita, warga Tanah Putih, Jomblang, Semarang yang coba mewujudkan ide untuk membuat wingko wijen.
"Awal mulanya itu meneruskan usaha orangtua yang sudah membuat wingko biasa, namun karena faktor usia maka usahanya berhenti. Lalu saya mencoba mengaktifkan lagi, dengan model baru, karena wingko yang umum itu pembuatnya sudah sangat banyak, maka saya bikin wingko wijen yang sangat beda baik resep, paduan rasa maupun bentuk dan kemasannya," jelas Evita.
Evita mengemasnya di dalam kotak kardus dengan bentuk potongan persegi. Varian rasanya ada original, coklat, durian, nangka, dan pandan keju.
Seperti wingko pada umumnya, proses pembuatannya diawali dengan mencampurkan berbagai bahan. Seperti kelapa parut, gula pasir, garam, vanila, dan lain-lain. Proses ini dalam istilah jawa disebut dengan menguleni.
Setelah itu dimasukkan tepung ketan dan air. Untuk rasa original proses pembuatan adonan ini sudah cukup. Kalau untuk rasa yang lain diberi tambahan bahan seperti coklat, pandan, dan buah nangka. Khusus rasa pandan ada variasi potongan keju yang nantinya akan berada di sela-sela kue wingko.
[caption id="attachment_389910" align="alignnone" width="900"]
Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Semua adonan dituang dalam loyang dan dilapisi daun pisang agar ada aroma khas tradisionalnya. Di atas adonan kemudian diberi toping biji wijen.
"Ini bukan sekedar penghias ya, tapi juga memberi rasa gurih pada makanan. Selain itu wijen juga punya kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan, seperti minyak nabati, protein, serat, asam lemak tak jenuh, omega dan vitamin E," ungkap Evita.
[caption id="attachment_389913" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Adonan yang sudah jadi kemudian dimasukkan dalam oven selama setengah jam sampai matang. Penyajiannya, wingko dipotong kotak dan setiap kemasan kardus berisi sepuluh potong dengan satu macam rasa.
Selain melayani pesanan toko oleh-oleh, wingko buatan Evita juga dipasarkan lewat aplikasi toko online.
Teguh Joko Sutrisno | Semarang, Jawa Tengah
Baca Juga :