Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi utang RI pada tahun ini akan mencapai 38,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)
.Menurut Menkeu Sri Mulyani, upaya pemerintah menangani dampak pandemi Covid-19 telah menyebabkan defisit fiskal melonjak. Kondisi inilah yang menyebabkan lonjakan utang guna menambal defisit.Menkeu memperkirakan, lonjakan utang RI pada 2020 akan mencapai 38.5 persen dari PDB atau naik 8 persen jika dibandingkan tahun lalu.Meski terjadi lonjakan utang, pemerintah sudah melihat adanya pemulihan ekonomi."Dengan tingkat utang kita di 38,5 persen, proyeksinya tahun ini kita sudah mulai melihat adanya pemulihan ekonomi," kata Sri Mulyani seperti dilansir Viva. co.id, Senin (19/10/2020).Menkeu menyebut, lonjakan utang tidak hanya dialami Indonesia, tapi oleh semua negara, termasuk negara-negara maju.Dicontohkan, tingkat utang Jepang mencapai 266,2 persen dari PDB, naik 28 persen dari 2019. Utang Italia mencapai 161,8 persen dari PDB atau naik 27 persen dari tahun lalu.Sedangkan utang Amerika Serikat mencapai 131,2 persen PDB, naik 22,5 persen dari 2019."Jadi kalau dilihat semua negara terjadi kenaikan tinggi utangnya even Jerman yang paling hati-hati, konservatif, defisitnya melonjak," kata Menkeu.Sementara untuk kawasan Asia Tenggara, negara-negara sekitar juga mengalami lonjakan utang.Malaysia misalnya, utangnya mencapai 67,6 persen dari PDB atau naik 10,4 persen dari 2019. Sementara utang Thailand kini 50,4 persen dari PDB. Padahal tahun lalu negeri gajah putih itu berada di angka 41,1 persen dari PDB.
Viva.co.id
Baca Juga :