Kreasi Daur Ulang Ijo Lumut. Nama itu disematkan oleh Kristanto, anak muda lulusan sekolah di Jerman yang sekarang memilih tinggal di Kota Salatiga, Jawa Tengah. Dan, pilihan hidupnya pun malah berkutat dengan sampah.
Sebuah kios kecil di Kampung Kemiri, Candi, Salatiga ia jadikan galeri sekaligus workshop. Banyak anak-anak muda yang datang ke sini setiap hari. Mereka belajar bagaimana memanfaatkan plastik bekas menjadi hasil karya yang bermanfaat sekaligus mengurangi sampah plastik di lingkungan sekitar.
[caption id="attachment_389209" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Kata Mas Kris, begitu Kristanto biasa dipanggil, sampah plastik saat ini sudah sangat dominan. Karena masyarakat sudah telanjur terbiasa menggunakan bahan plastik untuk bungkus dan keperluan lainnya. Memang ada kampanye untuk mengurangi pemakaian plastik, namun masih butuh waktu panjang.
Maka ia berinisiatif membangun bank sampah bagi warga sekitar. Mereka boleh memberikan sampah plastik ke tempatnya. Kristanto dan aktivis di sanggarnya yang akan membersihkan dan merangkainya jadi kerajinan.
"Mungkin cuma bungkus kecil ya, tapi kalau setiap orang membuang sembarangan kan jadi banyak juga. Saya keliling bilang ke warga, minta kumpulin saja nanti tak tampung wis," cerita Kristanto.
[caption id="attachment_389206" align="alignnone" width="900"]
Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Anak-anak sekitar yang suka main ke Sanggar Ijo Lumut pun diberi edukasi yang sama. Misal di rumah ada tas bekas tempat makanan dari plastik atau wadah logam, bisa dikumpulkan dan kalau sudah banyak dibawa ke sanggar.
"Anak-anak di sini itu hebat. Tidak butuh edukasi lama, mereka sudah jalan sendiri untuk ngumpulkan sampah di rumah. Nah, di sini sampah mereka kita jadikan satu. Biasanya habis ngaji sore-sore itu mereka datang ke sini membuat kerajinan bareng-bareng. Guyub, Mas," jelas Kris.
Sampah dipilah sesuai jenis dan fungsinya. Itu untuk memudahkan saat akan dibuat kerajinan. Misal botol minuman dijadikan satu bisa dibuat kursi dengan metode ecobrick. Ini metode yang mengisi botol dengan tas plastik (kresek) sampai penuh dan padat. Setelah digabung kira-kira 20 hingga 25 botol maka akan jadi kursi yang taman yang unik.
"Ecobrick ini saya kenal dari teman saat ikut pelatihan bersama. Lalu saya kembangkan di sini, dan ternyata sambutannya cukup baik," lanjutnya.
Gelas plastik bekas minuman anak-anak, jika dibentuk dan dirangkai bisa jadi topi atau peci. Bekas bungkus kopi atau susu yang terbuat dari campuran alumunium, bisa dilipat-lipat lalu dibuat jadi tikar taplak meja.
[caption id="attachment_389213" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Bahan lain seperti tutup botol, kardus, kaleng, sterofoam, dan lain-lain bisa dirangkai menjadi macam-macam mainan. Dan ini yang disukai anak-anak. Mereka bisa berfantasi membuat bentuk kerajinan dengan metode tempel. Bahan perekatnya lem tembak.
[caption id="attachment_389212" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Apa yang dikerjakan Kristanto dan kelompoknya ini mulai dikenal di Salatiga. Makanya, ia sering diundang mengisi edukasi daur ulang sampah. Seperti kelompok ibu-ibu PKK tingkat RW sampai Kelurahan. Ia juga keliling ke sekolah-sekolah untuk kampanye daur ulang.
[caption id="attachment_389211" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
"Misi utama memang bagaimana membuat masyarakat ini sadar akan lingkungannya. Sadar bahwa sampah plastik ini butuh waktu yang sangat lama untuk diurai, maka kalau bisa hindari penggunaan plastik, tapi kalau sudah telanjur ya jangan dibuang, dimanfaatkan saja semaksimal mungkin," ungkapnya.
[caption id="attachment_389210" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Barang kerajinan daur ulang sampah ini juga sering dipesan. Apalagi kalau diajak pameran, maka produknya tambah laku. Lumayan. Selain untuk mengembangkan sanggar, juga memberi tambahan penghasilan bagi ibu rumah tangga yang ikut kegiatan di Sanggar Ijo Lumut.
Teguh Joko Sutrisno | Salatiga, Jawa Tengah
Kreasi Daur Ulang Ijo Lumut, Ide Kreatif Olah Sampah Anak Muda Lulusan Jerman
Senin, 19 Oktober 2020 - 11:22 WIB