Enceng Gondok adalah gulma atau tanaman pengganggu. Terlebih jika tumbuh di rawa hingga menutup permukaan airnya. Selain mengganggu pemandangan dan keindahan, enceng gondok juga mengganggu ekosistem. Namun siapa mengira kini si gulma menjadi cinderamata hotel berbintang.
Gulma kini menjadi berkah bagi warga Banyubiru Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Mereka memanfaatkan enceng gondok menjadi aneka kerajinan. Bahkan menjadi mata pencaharian baru.
Slamet (50) contohnya. Warga Dusun Demakan, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang ini trampil merangkai batang enceng gondok menjadi aneka souvenir dan produk yang bermanfaat.
[caption id="attachment_388963" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Dulu saat mengawali, Slamet harus jatuh bangun membangun usaha kerajinannya, terutama untuk memasarkan hasil karya. "Namanya memulai usaha yang peras keringat. Tawarkan sana sini, ikut pameran, dan lain-lain," kisahnya.
Seiring pesatnya sektor pariwisata maka jerih payahnya mulai mendapatkan hasil. Meskipun sempat ikut anjlok juga terimbas pandemi Covid-19.
Produk kerajinan enceng gondok banyak dipesan oleh para pedagang souvenir dari berbagai kota terutama Solo dan Yogyakarta yang jadi pusat kerajinan.
"Jogja itu pusatnya. Banyak yang ambil enceng gondok basah dari warga sekitar sini untuk diolah di Jogja. Tapi jadinya bagi warga sini kan nggak punya nilai tambah karena jual bahan mentah. Jika dibuat kerajinan kan nilai tambahnya besar," ungkapnya.
Batang enceng gondok ia dapatkan dari Rawa Pening. Setelah dipotong lalu dijemur selama dua hari sampai kering. Sifat batang enceng gondok meski ringan tapi sangat liat dan kuat. Agar bisa dirangkai, maka beberapa batang enceng gondok diikat menjadi satu. Lalu dianyam sesuai dengan barang apa yang akan dibuat.
[caption id="attachment_388964" align="alignnone" width="900"]
Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Agar makin kuat dan rapi, enceng gondok yang sudah dianyam dipres dulu dengan alat khusus. Setelah pipih barulah gampang dirangkai menjadi aneka kerajinan.
"Kalau sudah kering itu dalamnya berongga, jadi harus dibuat padat. Seratnya ulet kalau ditarik pun tidak gampang patah," jelas Slamet.
[caption id="attachment_388965" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Hasil kerajinan sangat beragam. Bisa jadi tas sosialita, keranjang hias, kap lampu, bingkai lukisan, tempat tisu, dan lain sebagainya. Slamet juga mengkombinasi enceng gondok dengan kain perca yang menghasilkan sandal cantik. Pemesannya datang dari hotel berbintang untuk souvenir tamu.
"Kain perca ini sangat murah, bahkan kadang saya mendapatkannya gratis dari kawan perajin busana," kata Slamet.
Kain yang paling banyak dipakai adalah yang bermotif batik. Perpaduan antara anyaman enceng gondok dengan kain memberi kesan tradisional yang pas untuk cenderamata.
Begitulah kreatifitas. Bisa menghasilkan banyak manfaat. Dari gulma yang mengganggu kini enceng gondok bisa memberi nilai tambah ekonomis.
Teguh Joko Sutrisno | Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Baca Juga :